Sesaat dirinya merasa kasihan dengan dirinya. Perempuan yang terlalu lugu dan polos.Â
Percaya kalau laki-laki itu setia.Â
Percaya kalau laki-laki itu begitu mencintainya.Â
Percaya laki-laki itu menganggap dirinya, istrinya, perempuan satu-satunya dalam hidupnya.Â
Keromantisannya membuat Maharani terbuai dalam mimpi-mimpi palsu bersamanya.Â
Momen-momen indah yang telah dilalui bersama suaminya hanya menyisakan serpihan cerita akhir tahun yang memilukan. Ironis sekali saat di belakangnya, suaminya juga menebar rayuan gombal pada semua perempuan.Â
Kini, kenyataan telah membuka mata Maharani lebar-lebar.Â
'Terima kasih, wong ayu..! "
Chat suaminya pada salah satu teman perempuannya.Â
"Ada apa, sayang..! "
Chat suaminya pada perempuan lain.Â