Mentari pagi bersinar sayu, tetap setia menerangi bumi.
Duhai, istri kanda yang paling ayu, Hanya dinda yang selalu di hati.
Mentari bersinar ditemani sang bayu.
Cuaca syahdu menghangatkan hati.
Jangan kanda suka lebay merayu, Membuat dinda tertawa geli.
Burung pipit terbang tinggi, Ternyata hinggap di pohon kedondong,
Duhai kanda yang baik hati, Mohon maaf telurnya gosong.
Burung murai menawan hati, terbang ke langit berbondong-bondong.
Duhai dinda kekasih hati, telur gosong pun serasa kedondong.
Ayam Bangkok, gagah bertaji, Bertengger pongah di para-para.
Tanggal muda ambil gaji, gaji kanda buat dinda semua.
Para-para dikelilingi jeruji, Terlihat indah, menghias mata.
Duhai kanda yang suka bohong, masih ada segepok uang di lipatan baju.
Burung pipit, ceria bernyanyi, Dikejar anjing yang terus menggonggong.
Adinda yang Kanda sayangi, Kenapa sukanya membuat Kanda monyong.
Sungguh elok pohon Gaharu,jangan ditanam dengan sembrono.
Duhai Kanda yang suka merayu, Rayuan Kanda, gombal mukiyo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H