Kulanjutkan menikmati tahu mercon yang mulai kupahami rasanya. Tidak Sedasyat saat pertama mengunyah cabe rawit.Â
Tepat saat itu kudengar teriakanmu dari ruang ICU. Aku tersentak hampir tersedak.Â
Setengah berlari kudatang ke tempatmu. Ada rasa lega, karena dirimu sudah sadar. Sekaligus waswas karena halusinasi dan ilusi masih mencengkerammu.Â
Aku hanya bisa komat-kamit berdoa dan menatapmu dari balik kaca.Â
Dokter dan perawat berusaha menenangkanmu yang terus meronta, ingin lepas dari alat-alat yang terpasang di sekujur tubuh.Â
Tak lama dirimu bisa tenang dan tertidur. Gerakanmu tidak se mengkhawatirkan seperti sebelumnya.Â
 Aku sedikit lega. Berharap kau semakin membaik dan segera pulih. Segala doa yang ku bisa kulangitkan untukmu.Â
Semoga Alloh mendengarkan doaku.Â
 Sepiring tahu mercon kuhidangkankan di meja. Kini kau telah bisa beraktivitas seperti biasa.Â
Kau santap dengan nikmat tahu mercon yang kusajikan.Â