Bersyukur di kehamilan kedua, saya tidak mengalami ngidam yang berat seperti saat hamil si sulung.Â
Sehingga ASI tetap lancar, dan kondisi saya sehat dan normal. Jadi meski dalam keadaan hamil, dan menyusui tetap sehat dan kuat beraktifitas dengan nyaman.Â
Lain saat mengandung si sulung. Hampir setiap waktu saya selalu muntah dan mual, sampai khawatir kalau berpengaruh terhadap kondisi janin.Â
Berbulan-bulan saya hanya berbaring dan tinggal di rumah. Bergerak sedikit saja langsung mual dan muntah. Berbagai obat anti mual dan muntah yang diberikan dokter tidak berpengaruh sama sekali.Â
Tapi tetap bersyukur, si sulung lahir sehat dan normal serta lancar. Bahkan sesudahnya ASI saya lancar dan melimpah, sehingga si sulung yang lahir dengan BBL 2,8 kg bisa cepat besar dan sehat.Â
Berbulan-bulan hanya minum ASI, tapi si sulung tumbuh cepat. Saya tak pernah absen ke posyandu. Jadi semua anak saya, mendapat  imunisasi lengkap. Saat itu diberikan Kartu Menuju Sehat (KMS). Sayangnya sekarang entah di mana, saya lupa menyimpannya.Â
Begitulah, saat si sulung berumur 1 tahun, setiap kali dia terbangun, ayahnya ikut bangun membuatkan susu formula. Sehingga saat si bungsu lahir, si sulung sudah tidak minum ASI lagi. Sudah lupa dengan sendirinya, dan berganti susu formula.Â
Kalau masalah ASI, si bungsu sepertinya puas sampai berumur 2 tahun lebih sedikit.Â
Saya memang tidak menyapihnya, tapi membiarkan si bungsu lupa dengan sendirinya. Seperti juga si sulung yang beralih pelan-pelan ke susu formula, jadi lupa dengan ASI.Â
Awalnya, anak saya berdua saya belikan cangkir untuk balita, yang ada pegangan di kedua sisinya.Â
Setiap kali minta minum, keduanya saya buatkan di cangkir, sehingga si bungsu lupa dengan ASInya.Â