Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menjes atau Gajes, Tetap Enak

10 September 2022   09:18 Diperbarui: 11 September 2022   13:44 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibuku, Lady Diana.. 

Ayahku, Pangeran Charles.. 

Nenekku, Elisabeth Ratu Inggris... 

Nyanyian ini dulu sangat populer saat saya kecil. Dinyanyikan 2 orang dengan saling menepukkan satu tangan menyilang bergantian(yang belum pernah melakukan permainan ini mungkin sulit membayangkannya, hihihi..) 

Saya teringat lagu ini karena kemarin ada seorang teman yang mempostingnya di Facebook. 

Membuat saya takjub, ternyata ratu Elizabeth II ini begitu populer, tidak hanya di negerinya Inggris, tapi bahkan sampai di pelosok desa di Indonesia yang puluhan tahun lalu belum mengenal internet. Jadi kepopuleran Ratu Elizabeth II cukup menakjubkan. 

Meski yang lebih populer saat itu adalah Lady Diana yang model rambutnya begitu cetar, viral dan menjadi idola para wanita yang ingin tampil modis, praktis, manis tapi tetap feminis pada saat itu. 

Sebenarnya saya sedang ingin cuti menulis barang 3 hari. Tapi yang namanya hobi memang tidak bisa dibohongi. Tetap saja jari ini gatal memencet keypad HP sambil senyum senyum sendiri, pada pohon pisang yang sedang kompak berbuah, dan tanah basah yang tersiram hujan lebat kemarin sore. Eh... 

Tadi pagi, ke pasar, suami berpesan. 

"Dek, beliin gembos..! "

Tempe gembos, gembus, menjes atau gajes ini memang camilan yang cocok untuk lansia. Empuk tapi gurih. Bahkan lebih gurih dari tahu yang merupakan produk utama. 

Tempe gembus ini terbuat dari ampas tahu. Boleh dikatakan limbah tahu. Tapi bisa diolah menjadi makanan lezat tinggi serat. 

Tempe gembus dapat memperlancar sistem pencernaan karena mengandung serat tinggi. Serat tempe gembus bahkan tiga kali lebih besar dibandingkan tempe kedelai. Ternyata, di dalam tempe gembus terdapat zat bromelain yang berguna dalam meningkatkan sistem pencernaan. 

Meski begitu, kandungan gizi tempe gembus sangat kurang dibandingkan tempe kedelai. 

Menurut Wikipedia, berikut kandungan gizi tempe gembus :

Protein: 3.41 g
Kalsium: 14% 143 mg
Komponen lainnya: Kuantitas
Zat besi: 3% 0.40 mg

Salah satu kelemahan tempe gembus adalah daya tahannya lebih rendah dibandingkan tempe kedelai, sehingga cepat busuk dan rusak. 

FYI, ampas tahu biasanya dipergunakan untuk makanan sapi (kalau di sini). Bahkan dari literasi, ampas tahu katanya biasa dipergunakan untuk ngepel. Duh.. Semena-mena banget. Nyesek dah. Gitu malah jadi makanan kesukaan. Hiks.. 

Dari sejarahnya, tempe gembus mulai dikenal saat terjadi krisis pangan yang mengenaskan tahun 1943.

Menurut cerita para tetua, saat dalam penjajahan Jepang, rakyat Indonesia sangat menderita dan kelaparan. Bonggol pisangpun dimakan. 

Pakan ternak seperti ampas tahu pun diolah jadi tempe yang lezat dan terasa mewah ( di jaman itu). 

Sampai sekarang pun meski harganya sangat murah(1 papan cuma seribu) tempe gembus terkadang menjadi barang langka yang dicari bak makanan mewah. Eh.. 

Di saat BBM harganya menjulang tinggi, dan BBM naik lagi dan lagi, ternyata tempe gembus kembali eksis. Saya lihat tadi di pasar banyak yang menjualnya. Pas dengan pesanan suami. Jadi sayapun membeli. 

Suami saya sukanya digoreng dengan tepung berhiaskan daun bawang. "Menjes". Katanya. 

Meski begitu, tempe gembus bisa diolah menjadi bermacam masakan. 

Di Solo, ada makanan yang namanya brambang asem, dan makannya dipadukan dengan tempe gembus yang dibacem. 

Tempe gembus juga bisa ditumis dengan lombok ijo. 

Ada juga yang memasak dengan santan, baik terik, lodeh, dan juga bersama lombok ijo. 

Ada juga yang suka disemur. 

Dimasak apa saja, tempe gembus tetap mudah dikonsumsi karena empuk, bahkan untuk lansia yang sudah kehilangan gigi. Eh.. 

Sayapun sudah selesai menggoreng dan sudah mencicipinya beberapa potong. 

Berhubung suami saya belum juga bangun untuk bisa diajak sarapan, maka saya akan membagikan resep tempe gembus goreng tepung. Bisa menemani kopi,susu,coklat,wedang jahe, atau teh untuk sarapan di pagi yang Syahdu ini. 

Matahari yang malu-malu membuat siapa saja yang hari ini libur enggan beranjak dari kasur dan membungkus diri dengan selimut. 

Menikmati tempe gembus goreng sangatlah nikmat. 

Yuk kita goreng bareng-bareng si gajes menjes yang minta ditowel-towel ini. 

Tempe Gembus Goreng Tepung. 

Bahan pembuat tempe gembus goreng (dokpri by IYeeS) 
Bahan pembuat tempe gembus goreng (dokpri by IYeeS) 

Bahan :

-1 papan tempe gembus jadikan 9. Bagi 3, kemudian iris agak tipis jd 3 juga. 

-tepung terigu 100 gram

-2 batang daun bawang, iris kecil-kecil. 

-Minyak goreng secukupnya

-Cabe rawit sebagai pelengkap

Bumbu :

-1 buah bawang merah

-2 siung bawang putih

-1 sendok makan ketumbar

-1 sendok teh garam

-2 butir kemiri kecil

-kalau suka tambahkan kaldu bubuk, 1/2 sendok teh (bisa diskip) 

Cara membuat. 

1. Haluskan semua bumbu. 

2. Larutkan dengan air secukupnya, dan tambahkan terigu. 

3.Iris tempe gembus jadi 9.

4. Masukkan ke adonan tepung, dan goreng sampai krispi kecoklatan. 

5. Siap dinikmati hangat-hangat. Sebaiknya digoreng dadakan biar tetap krispi. 

6. Selamat menikmati. 

O, iya. Dulu bapak saya kalau syukuran, seringnya menyertakan menu tempe gembus, karena hajadnya terkabul. Soalnya di tempat saya, tempe gembus juga biasa disebut  tempe kabul.  Eh... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun