"Itu... Lihat saja sendiri! "
Eh, bener. Kebun anggreknya dibuka. Ada 2 Ibu-ibu yang asyik menenteng dan memilih anggrek di dalam. Tak menunggu lama aku ikut masuk.Â
Wow... Biutipul! Anggrek nya banyak yang sedang mekar. Putih totol-totol, pink, ungu, kuning.Â
Aku benar-benar takjub. Ada Mas nya yang jual anggrek. Namanya Mas Iqbal. Orangnya baik. Bersedia menjawab pertanyaanku yang nyinyir dan bertubi-tubi tentang anggrek.Â
Kalau tidak salah dulu aku ambil mata kuliah pilihan tanaman hias dan sayuran yang membahas tentang anggrek. Tapi berhubung cuma teori, jadi lupa-lupa ingat. Kalau diajak ngomongin anggrek masih bisa nyambung sih.Â
Tapi kalau soal budidaya kurang paham, sebab dulu waktu ada training budidaya anggrek di kampus, sudah kehabisan tempat.Â
Sebenarnya sudah pesan sama yang bertugas mencatat peserta, tapi belum bayar karena jarang bawa uang lebih ke kampus. Paling cukup buat beli makan siang.Â
Berhubung peminatnya banyak, teman saya memprioritaskan teman lain yang sudah membayar. Jadilah saat aku dan komplotanku mau ikut, pendaftaran sudah ditutup.Â
Ya sudah. Maklum saja, mungkin teman saya khawatir, kami berempat sudah terlanjur di daftar tapi nggak bayar. Terkadang harus bijak memutuskan memilih uang daripada teman. Kita juga gak marah, cuma mangkel sih iya, eh....Â