Pangeran Jumawa justru mencari cara untuk mengalahkan Pangeran Bharata, bahkan pernah berniat membunuhnya, tapi gagal.Â
Pangeran Jumawa menyimpan dendam, dan bertekad, suatu saat dia harus bisa membunuh Pangeran Bharata.Â
Berbagai tipu muslihat dilakukan untuk melenyapkan Pangeran Bharata, tapi selalu gagal, sehingga kedua kerajaan menjadi bermusuhan.Â
Suatu hari, Raja Dharma memanggil putranya, Pangeran Bharata.Â
"Putraku Pangeran Bharata, kamu sudah dewasa, dan ayah juga mulai menua. Sudah saatnya kamu belajar ilmu mengelola kerajaan.Â
" Ayah sudah membekalimu dengan bermacam olah kanuragan, kini Ayah ingin kamu menjalankan tugas yang ayah berikan. Keluarlah dari istana, bawa perbekalan yang cukup, dan berbuatlah kebajikan.Setelah merasa cukup, pulanglah! "
"Sendika dhawuh, Ayahanda. Ananda Bharata akan melaksanakan tugas dari Ayahanda.
Bharata pergi meninggalkan istana. Dia menyamar dengan baju yang biasa dikenakan rakyat jelata di wilayah kerajaan miliknya.Â
Saat beristirahat di suatu tempat, Bharata bertemu seseorang yang sama-sama melepas lelah di bawah pohon.Â
Orang itu terlihat kelelahan. Tapi sepertinya tidak membawa bekal.Â
Bharata membagi bekalnya dengan orang itu, yang juga rakyatnya.Â