Sudah berulangkali terjadi perbedaan waktu awal Ramadhan antara Ormas Besar Keagamaan, seperti NU, Muhammadiyah dan pemerintah. Bisa jadi hal itu bisa membingungkan masyarakat. Tapi di era digital saat informasi begitu mudah diakses, masyarakat akan semakin cerdas mensikapi dan tidak ragu menentukan sikap.
Mungkin ada yang mengawali puasa sesuai ketentuan organisasi yang diikutinya, karena masing-masing mempunyai dasar tersendiri untuk menentukan awal Ramadan. Tapi ada juga yang memilih awal puasa sesuai anjuran pemerintah.
Seperti diketahui, Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab Wujudul Hilal(perhitungan secara astronomi) telah menentukan hari sabtu tanggal 2 April sebagai awal Ramadhan. Ini dikarenakan Muhammadiyah  memakai dasar, Wujudul Hilal. Hilal sudah wujud ketika berada di atas ufuk atau di atas 0 derajad.
Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi ( ijtimak, bulan baru).
 Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Jawa Timur KH Shofiullah atau Gus Shofi mengatakan penentuan awal Ramadhan 2022 amat krusial dan seru (Republika.co.id)Â
Selanjutnya Gus Shofi mengatakan, kemungkinan akan terjadi perbedaan awal puasa antara NU dan pemerintah.Â
Ini dikarenakan adanya perbedaan kriteria penetapan ketinggian hilal antara NU dan Pemerintah.Â
Gus Shofi melanjutkan, timnya telah memantau hilal di 27 titik. Jika saat pemantauan telah terlihat hilal, maka NU akan menetapkan awal puasa pada tanggal 2 April 2022. Namun jika tidak terlihat, maka bulan sya'ban akan disempurnakan menjadi 30 hari, dan awal Ramadhan  1443 Hijriah jatuh pada Hari Ahad 3 April 2022.
Sedangkan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Adib menyatakan pemerintah akan melakukan pemantauan titik hilal ( rukyatul hilal) di 101 tempat, dan sidang isbat akan dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022.