"Dua puluh ribu saja, jawabku.Â
Lumayan, ternyata uang 20 ribu yang ku tukar dapat se pincuk sego jagung urap dengan lauk botok, peyek teri, tahu dan tempe. Segelas teh anget, segelas wedang jahe, semangkok soto dan 2 tusuk sate ati ampla usus seharga 1500 rupiah per tusuknya. Merakyat banget.Â
Tempat duduk sudah penuh, aku dan suamiku membawa sarapan kami ke aula luas yang terletak di pinggir sawah. Nyaman dan syahdu.Â
Selesai sarapan, sudah ada yang memberesi bekas perkakas kami, sehingga tempat tetap bersih dan nyaman.Â
Saatnya belanja jajan pasar. Lapak jajanan penuh sesak. Mencoba mencari lapak lain yang agak kosong, tapi ternyata sudah habis. Beberapa lapak menjual jajanan seperti donat, lumpia, dan macam-macam tempura.Â
Akhirnya aku hanya berputar-putar di sekitar lapak-lapak yang ada. Ada es buah yang menggoda, Â tapi suasana dingin dan pagi yang mendung rasanya tak tepat untuk membelinya.Â
Beberapa pengunjung membeli nasi urap dengan sajian yang menarik. Ada juga dawet yang menggoda.Â
Perhatianku masih tertuju pada jajanan tradisional. Ada beberapa umbi-umbian seperti kimpul (talas)dan ganyong.Â
Ada paketan jajan tradisional yang diwadahi besek. Berharga 10 - 15 ribu. Bebas memilih variannya. Apem, klepon,sawut, ketan uran, utri, lemper, gatot, getuk, kokrok, iwel-iwel,gendar ketan, lopis, cenil, dll. Ramai diserbu pengunjung. Untuk harga satuannya seribu - 2 ribu saja.Â