Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadi Relawan Berbagi Artikel, Foto dan Video di Kompasiana Mau?

2 Februari 2022   13:36 Diperbarui: 2 Februari 2022   14:25 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awalnya saya tak tertarik untuk menulis artikel tentang menjadi relawan. Sebab saya sendiri kurang paham, relawan yang bagaimana yang dimaksud. 

Membaca artikel yang ditulis Mas Wiwin Zein di Kompasiana yang berjudul PNS Tidak Bisa Jadi Relawan Ekspedisi Indonesia Baru, tiba-tiba muncul ide untuk menulis.

Terlepas dari pro kontra, saya sedikit geli. Di situ dinyatakan banyak persyaratan, bahkan umum dan khusus. Juga kewajiban untuk membuat tulisan, foto, video dan bersedia mengikuti ekspedisi, tanpa imbalan apapun. 

Saya termasuk orang yang tidak terlalu memikirkan imbalan materi untuk melakukan apa yang saya sukai. Tapi saya tidak suka ditekan, apalagi dipaksa yang terkesan intimidatif. 

Membaca sedikit tentang makna relawan, mungkin saya bisa menganggap diri saya sebagai seorang relawan,  meski di tingkat yang paling rendah. Ini berkenaan dengan tugas saya sebagai bendahara tabungan RT. 

Ketika saya menerima tugas ini, saya tentu sudah siap dengan resiko dan kewajiban yang harus saya tunaikan. Alasan saya memang bukan mengacu ke ranah imbalan materi. Tapi lebih kepada kepuasan non materi, seperti mengajak para ibu rumah tangga untuk menabung daripada memilih berhutang

Di samping itu juga memberikan kesibukan untuk saya sebagai ibu rumah tangga dengan anak-anak yang sudah bekerja dan tinggal di lain kota, tinggal hanya berdua dengan suami. Memberi kesempatan lebih luas untuk bersosialisasi. 

Bahkan dari artikel yang saya baca, kegiatan yang banyak menggunakan otak dan pikiran akan memperlambat demensia. Itu tentu bagus bagi saya yang beberapa tahun lagi hampir mencapai usia setengah abad. Otomatis kemampuan indra mulai menurun dan akan semakin memburuk kalau hanya duduk manis tanpa aktifitas yang berarti. 

Lebih jauh lagi, bagi saya, tanpa imbalan materi justru membuat saya merasa bebas dalam bereksplorasi. Tidak harus begini atau begitu, diperintah orang, dan harus menuruti kemauan banyak orang yang tidak semua bisa dituruti, tapi keputusan ada di tangan saya. Sejauh saya tidak keluar dari jalur dan bertanggung jawab. Karena bagi saya pribadi, kebebasan itu sangat berharga dan tidak bisa dibeli. 

Kembali pada relawan ekspedisi Indonesia baru itu, mungkin saya bisa menjelaskan, kenapa geli. Karena secara pribadi, apa yang bisa dinikmati jika harus menuruti persyaratan dan tanggung jawab yang ribet, padahal tidak ada imbalan yang didapat. Sepertinya tidak rasional. Tapi tentunya itu diserahkan pada setiap individu yang terlibat. Kalau memang memenuhi persyaratan, dan bahagia dengan apa yang dilakukan, maka program relawan itu menjadi sesuatu yang menarik dan sesuai. Istilah jawanya cucuk.Sesuai imbal baliknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun