Mohon tunggu...
Isti Shofiah
Isti Shofiah Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga -

I'm So Happy be a Full Time Mommy for My princess

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Generasi Pemberani layaknya Khalid Bin Walid

22 September 2014   16:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:57 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran.

Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam.Itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat-berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri di garis paling depan dalam penggempuran terhadap Islam. Hal ini sudah wajar dan seirama dengan kehendak alam.

Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kualitasnya sebagai pekelahi.

Memeluk Islam
Saat perjanjian perdamaian (Perjanjian Hudaibiyyah, Maret 628 M) berlangsung antara kaum muslimin dan kafir quraisy, sejarah mencatat bahwa nabi Muhammad berkata kepada Walid (saudara Khalid), “Seseorang seperti Khalid, pasti akan tertarik pada Islam“. Walid kemudian mengirim surat kepada Khalid, membujuknya masuk Islam. Khalid yang sebenarnya tidak terlalu mengidolakan berhala-berhala Ka’bah kemudian mengajak bicara Ikrimah bin Abu-Jahal – teman semasa kecilnya – yang menentang niatnya untuk masuk Islam.
Khalid kemudian diancam oleh Abu Sufyan yang hendak menyerangnya dengan penuh amarah, namun dihalangi oleh Ikrimah. “Sabar, Wahai Abu Sufyan, kemarahan Anda mungkin juga membawa saya untuk bergabung dengan Muhammad. Khalid bebas untuk mengikuti agama apa pun ia pilih“. Khalid sendiri membalas Abu Sufyan dengan menjawab bernada keras, “Demi Allah orang suka atau tidak, sungguh dia benar.”
Bulan May 629 M, Khalid menuju Madinah dan bertemu dengan Amru bin Ash dan Uthman bin Talha yang juga menuju Madinah untuk masuk Islam. Mereka tiba di Madinah pada 31 May 629 serta segera menuju rumah nabi Muhammad saw. Khalid kemudian diterima oleh sang kakak Walid bin Walid yang lebih dahulu masuk Islam.
banyak peperangan yang menangkan atas kaum muslimin ketika dipimpin oleh seorang amirul jihad "Khalid bin Walid
Pemuda dalam Islam itu keren-keren. dan mereka itulah yang pantas kita jadian idoa (setelah Rasulullah SAW) bukan artis sekuler yg justru membawamu pada kemaksiatan yang mendalam.
jadilah generasi cemerlang dengan Islam sobat!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun