Iya, untuk saya pribadi jauh lebih mudah membicarakan cinta ALLAH yang telah begitu banyak memberi saya nikmat, semua yang ada diraga dan jiwa saya saat ini adalah karena cinta ALLAH, mata saya dapat melihat, kaki saya dapat berjalan, tangan saya bisa memegang, lidah saya bisa merasa, hati saya bisa hidup, paru paru saya dapat menampung oksigen, jantung saya dapat berdegup memompa darah keseluruh tubuh hingga raga saya hidup, dan napas ini, iya napas ini sangat luar biasa … subhanallah, maka nikmat ALLAH yang mana lagikah yang sanggup saya ingkari
Terbukti kan betapa ALLAH sangat mencintai saya, lalu saya bertanya pada diri saya dengan cinta ALLAH yang sebesar ini “Dimana ALLAH saya letakan dihati saya? sebegitu sulitkah membalas cintaNYA dengan mencintaiNYA diatas cinta cinta yang lain? tidak rindukah saya denganNYA? iya mengapa begitu sukar mencintai ALLAH? dan benar tak bisa dipungkiri bahwa memang sukar mencintai ALLAH, meskipun saya tahu bahawa DIA lah yang harusnya saya cintai dan rindukan, bukankah ALLAH sudah membuktikan cintaNYA tinggal saya yang harusnya membuktikan bahwa saya mencintaiNYA dan meletakan DIA dihati saya, ditempat yang paling tinggi
Ketika saya mencintai kekasih saya, maka saya selalu ingin bersamanya bukan? duduk disampingnya sambil menikmati setiap getaran dihati saya, dan apapun yang dikatakan kekasih saya akan saya ikuti sebagai bukti cinta saya, tidak katanya tidak akan saya lakukan, iya katanya itu yang akan saya jalankan… jika dia melarang saya untuk memakai baju ketat padahal saya berjilbab itu karena cintanya agar saya tidak jadi tangan setan untuk menggoda lelaki yang memang mudah tergoda, dan saya tahu larangan itu karena besarnya cintanya pada saya maka pasti saya ikuti. Ketika kekasih saya meminta saya untuk bangun tengah malam dan menelphonenya pasti saya akan tergopoh gopoh bangun dan ambil HP karena saya tahu bertemu dengannya sangat indah, berduaan dengannya sangat syahdu. Ini baru cinta manusia sebagai tolak ukur, lalu sudahkah saya meletakan ALLAH diatas cinta yang begini indahnya?
Kemudian saya mulai berpikir, mengapa semua yang ALLAH perintahkan dihati saya terasa sangat berat untuk jalankan dan semua yang dilarang oleh ALLAH terasa uurrrggghhh koq ALLAH tidak pengertian sih, ini dilarang itu gak boleh … beda dengan apa yang kekasih saya pinta terasa enteng dan indah untuk dijalankan dan yang gak boleh oleh kekasih saya terasa penuh perhatian.
Jawabannya ketebak, karena saya tidak melihat perintah dan larangan ALLAH karena cintaNYA, dan yang pasti karena saya meletakan ALLAH diposisi ke sepuluh setelah cinta saya kepada kekasih, setelah cinta saya kepada Ayah saya, setelah cinta saya pada sahabat sahabat saya, setelah cinta ini dan itu … Iya, saya lebih takut Ayah saya marah daripada ALLAH marah, saya lebih khawatir sahabat saya pergi daripada ALLAH pergi, nauzubillahimindzalik.
Dengan demikian, dilevel mana atau dihati ini dimana cinta ALLAH saya letakan? di nomor urut 1, 2, 3, 4 … 100? ketika saya masih menginginkan cinta yang lain selain cinta ALLAH itu artinya ALLAH belum menduduki tempat teratas dihati saya, masih takut menjadi aneh karena memilih lebih mencintai ALLAH “hari gini De, mau jadi Rabiah
Dan ketika saya lebih mencintai apa apa selain ALLAH maka tunggulah hingga ALLAH menegur, dan ketika ALLAH menegur maka tegurannya akan sangat keras … apa mau nunggu ditegur baru mencintai ALLAH diatas cinta cinta yang lain, saya sih gak mau
Marhaban ya Ramadhan … buktikan bahwa ALLAH adalah satu satunya cinta, tanpa menyisakan ruang bagi cinta cinta yang lain, semu tuh yang lain, Ramdhan ini buktikan selagi diberi kesempatan untuk membuktikan :)
From my blog: http://rinduku.wordpress.com/2010/08/07/dimana-dia-di-hatiku/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H