Mohon tunggu...
Istiqomah Saeful
Istiqomah Saeful Mohon Tunggu... -

Perempuan di Kebun Hikmah http://rinduku.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memori

26 Juli 2010   06:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekedip matamu seakan dalam mimpi, Senyummu, lesungmu, wajahmu menjelma. Khayalan lembut memukau hati, Ke dulu kala hari yang bahagia

Kau lari ku kejar, tertawa bercanda, Sumpahmu, sumpahku, yang kini tak tercapai. Kau pergi jauh, janji kembali, Kini kau pulang membawa kekasih…

Seminggu ini saya disibukan oleh reuni akbar masa masa saya masih menjadi laskar pelangi berseragam putih biru, iya menyambut tamu yang lebih dari 100 orang mulai dari menyiapkan tempat, undangan, makanan, bagaimana menghubungi para sahabat yang telah terpisah jauh, menyusun konsep acara agar tidak garing, menyiapkan lagu lagu dan slide yang akan menggugah kembali semua kenangan lama juga memakan waktu … tapi seneng, karena semua memory masa bocah dulu serasa ter-rewind sempurna, berputar kembali, dan berasa baru lulus SMP

Saya dan sahabat kini saya sudah berubah, kami bukan lagi bocah centil yang tidak dapat duduk tenang, ada yang menarik dari pertemuan ini, bukan gegap gempita yang menyita perhatian saya tapi seorang sahabat kecil saya yang datang dengan wajah pucat pasi, dengan tubuh yang nyaris hanya tulang terbungkus kulit tanpa daging, iya namanya Wisnu, yang didalam raganya yang dulu gagah kini ALLAH sedang menitipkan penyakit keras, yang insya ALLAH akan menjadi penebus atas dosa dosanya.

Duduk disebelah Wisnu dan mendengarnya berceloteh tak urung membuat bendungan diujung mata saya jebol juga, matanya yang sendu, kulitnya yang nampak tak lagi teraliri darah, menunjukan betapa penyakit itu begitu ganas, menggerus Wisnu yang dulu saya kenal sangat tampan, yang dulu sering menggoda saya, yang dulu sangat jahil dikelas, yang dulu sering menuliskan sebuah puisi kemudian menyelipkan kedalam buku sejarah saya, ah andai saya mampu menolong Wisnu, mengembalikan Wisnu seperti dulu

(
(

Namun waktu tak pernah kembali, dan dari Wisnu, ALLAH menunjukan kepada saya bahwa penyakit adalah bentuk kasih sayang ALLAH kepada hambaNYA bernama Wisnu, dengan sakit Wisnu memiliki ladang ibadah yang lebih luas daripada mereka yang sehat, ladang ikhlas, ladang sabar, ladang tawakal, ladang khusu karena takut esok tak ada lagi hinggi ibadah kali ini adalah ibadah terakhirnya … Subhanallah

“kalau lagi kambuh De, gue shalat sambil terbaring tapi gue janji gak akan ninggal shalat karena gue berharap meninggal pas shalat De, Shalat kan mendekatkan diri ke ALLAH De, selain itu Shalat juga tempat gue mengadu bahwa hari ini kepala gue sakit, bahwa dada gue sesak, bahwa persendian gue lumpuh“

Masya ALLAH, kenapa mereka yang sehat tak berpikir untuk mendekatkan diri kepada ALLAH padahal mampu berdiri, mampu shalat tanpa menahan sesak napas, padahal shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab, tak makan waktu lama koq, tak lebih dari 5 menit, sulitkah? …

Apa harus ditegur ALLAH dulu baru shalat? kan gak mau kan sudah lumpuh baru pengen shalat?

Dari Wisnu, ALLAH mengingatkan semua sahabat yang hadir untuk mensyukuri rejeki bernama sehat, bahwa rejeki tak melulu harta, kesehatan adalah rejeki yang luar biasa, yang harus saya syukuri, iya jangan abaikan rejeki sehat dan mengisinya dengan maksiat. Bersabar ketika diuji sakit dan bersyukur ketika dikaruniai sehat

)
)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun