Pukul empat pagi Sekar dan temannya sudah menunggu di stasiun Jogja. Sebagai salah satu stasiun induk terbesar sudah tentu ramai penumpang silih berganti lalu lalang punya cerita kenangan.
Seperti apa yang di katakan Didi Kempot dalam sepenggal lirik lagunya
Janji lungo mung sedelo
Jare sewulan ra ono
Pamitmu naliko semono
Ning stasiun balapan Solo
Yang artinya pergi hanya sebentar, katanya cuma sebulan tidak ada. Pamitmu ketika itu di stasiun Balapan Solo.
Sungguh ngenesi sih kata orang Jawa, sepasang kekasih berpisah kota terbentang jarak berpamitan di stasiun, lalu kereta membawa perjalanan kisah cinta yang pilu karena tanpa kabar berita entah kapan akan kembali dan terputusnya cerita asmara untuk dikenang lagi. Tidak! ini bukan sepasang kekasih dan Stasiun balapan Solo.
Ini cerita Sekar dan temannya yang bertualang ke kota Kembang dari Stasiun Jogja. Sahabat bagaikan kepompompong yang mulai mengepakkan sayap keberanian dan perjuangan belajar sungguh-sungguh untuk menggapai asa satu demi satu.
Perjalananya yang memakan waktu belasan jam untuk sampai ke kota tujuan tentu akan membosankan. Berdiri setengah tegap menahan lelahnya duduk berjam-jam. Otot dan tulang mengeluh pegal tak terkira.
Jujur, sampai detik ini entah mungkin suatu hari nanti saya juga harus bisa menjajaki kereta api sebagai milestone hidup saya untuk berkelana sama seperti Sekar.