Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan dan penyakit sosial yang dapat menyentuh berbagai kepentingan yang menyangkut ideologi, negara, hak asasi, keuangan, perekonomian, dan moral bangsa.Â
Korupsi merupakan salah satu kejahatan yang sulit ditanggulangi . Sulitnya penanggulangan tindak korupsi ini dapat terlihat dari banyaknya putusan pengadilan yang sering memberikan hukuman yang terhitung mudah dan ringan untuk koruptor padahal, nilai dan nominal yang dikorupsi oleh koruptor tergolong besar. Fenomena korupsi sendiri bukan hanya sebuah masalah internal sebuah negara, tetapi telah menjadi isu global, termasuk Indonesia.Â
Di Indonesia, kasus korupsi sering terjadi pada wakil rakyat yang memiliki kewenangan dalam pemerintah . Banyaknya kasus korupsi yang terjadi di Indonesia terjadi karena beberapa factor yang memiliki dampak besar terhadap bangsa dan negara.
Faktor korupsi
1. Gaya hidup konsumtif
      Gaya hidup konsumtif menjadi salah satu penyebab seseorang melakukan korupsi. Gaya hidup konsumtif misalnya keinginan seseorang yang ingin memiliki barang-barang mewah dan mengikuti tren saat itu. Korupsi dapat terjadi jika seseorang memiliki gaya hidup yang mewah tetapi tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai.
2. . Sifat selalu merasa kurang
      Kasus korupsi umumnya dilakukan seseorang yang memiliki jabatan atau wewenang dalam perusahaan atau instansi tertentu. Ketidakpuasan terhadap penghasilan yang didapatkan melalui gaji pokok yang didapatkan mengakibatkan sesorang dapat melakukan tidakan korupsi. Timbulnya sifat tamak dan selalu merasa kurang ini dapat ditimbulkan dari gaya hidup yang konsumtif, sehingga seseorang melakukan apa saja demi keinginannya terpenuhi.
3. Moral yang lemah
      Moral merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang agar tidak melakukan perbuatan yang menyeleweng dari aturan. Seseorang yang melakukan tidak korupsi dapat dikatakan memiliki moral yang lemah. Aspek lemah moral ini biasanya dalam hal kejujuran, keimanan, dan rasa malu. Jika moral melemah, godaan korupsi yang datang akan sulit ditepis.
4. Adanya kesempatan dan kurangnya pengawasan