Mohon tunggu...
Isti Luthfiani
Isti Luthfiani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Selalu Optimis

Selanjutnya

Tutup

Money

Berdagang Online, Cara Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Covid-19

13 Mei 2020   10:08 Diperbarui: 13 Mei 2020   10:06 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain menyerang kesehatan manusia, Covid-19 juga menyerang perekonomian negara, bahkan dunia. Covid-19 mengahbat perekonomian dunia saat ini kian melemah akibat pandemi Covid-19 ini. Salah satunya di Desa Penanggapan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah cara masyarakat untuk memperlancar roda perekonomian yang sedang sulit ini salah satunya dengan berdagang.


"Cara untuk memperlancar roda perekonomian yaitu dengan cara mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, utamakan membeli kebutuhan pokok, sebagai pengehamat ekonomi keluarga. Bagi yang terdampak, misalnya tidak ada pekerjaan atau pemasukan bisa menggunakan sosmed sebagai media untuk berdagang atau berjualan," kata Ketua Krangtaruna Desa Penanggapan, Ruhyanto, S.pd, di penanggapan (12/5/2020).


Berdagang adalah salah satu cara yang ditempuh oleh sebagian masyarakt di Desa Penanggaan untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19 ini. Namun ditengah pandemi Covid-19 ini, meraka para pelaku usaha harus benar-benar memutar otak, bagaimana caranya berkreativitas agar dagagannya banyak diminati.


seperti yang dilakukan oleh Adista Mardiana (18). Warga Desa penanggapan ini menjual makanan ringan yang siap saji yaitu "Ciryam (Cireng isi ayam". Adis menjual Ciryam didalam kemasan plastik. Produk berlebel Ciryam Glowing ini dijajakan melalui media sosial seperti Whatsap dan Facebook.


Harga yang ditawarakan oleh Adis untuk satu porisnya Rp 6000. Rata-rata pendapatan ciryam dalam sehari Rp. 50.000. dari penjualan Ciryam tersebut Adis bisa meraup keuntungan sebersar Rp. 70.000.


"Dalam satu porsi saya mendapat untung Rp. 2000," kata Adis, (12/5/2020).


Proses pemesanan dilakukan satu hari sebelum pengiriman, dia lakukan setiap hari seperti itu.
Pesana akan diatar setelah Dzhur. Setalah di ciryam di kemas, kemudia Adis menhantarkan sendiri kepada setiap pemesan. Dan untuk pemesan diluar Desa Penanggapan akan dikenai jasa pengiriman tergantung jarak.
"Untuk mengahntarkan pesanan ke luar Desa Penanggapan dikenai jasa pengiriman tergantuk jaraknya," kata Adis.


Hanya saja, ditengah pandemi sepeti ini bnayak yang berdagang ankea makanan yang unik dan menarik. Sehingga harus lebih kreativ lagi agar tidak kalah saing oleh pedang pedang lainnya.


Dalam kondisi seperti ini jelas hampir semua penduduk akan terdampak sosial ekonominya terutama masyarakat yang berpengahsilan rendah. Maka dari itu kita harus benar-benar memutar otak untuk memperlancar perekonomian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun