Mungkin sebagian dari kita sudah tidak asing lagi dengan kata Self-Injury. merupakan perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang dilakukan untuk mengatasi rasa sakit emosional dengan menyakiti diri sendiri namun mereka tidak memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri. Nah, Kebanyakan perilaku Self-Injury terjadi di kalangan remaja. Remaja perempuan cenderung lebih mudah mengalami stress dibandingkan laki-laki. Bagi para pelaku Self-Injury, mereka dapat menyalurkan perasaan mereka dengan menyakiti diri sendiri, tanpa melalui kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya, Miris bukan. Tapi Hal itu benar adanya. Bagi mereka melukai diri sendiri dapat melampiaskan emosi serta kemarahannya.
Namun sayangnya, masih belum banyak dari masyarakat Indonesia yang menanggap bahwa orang yang melakukan hal ini memerlukan penanganan serius. Banyak dari mereka yang melukai diri sendiri menyembunyikannya karena mereka merasa malu dan takut mendapat tanggapan orang lain yang menilai mereka bodoh atau bahkan takut dijauhi atau bahkan orang awam menganggap tindakan tersebut bersifat manipulatif dan dilakukan untuk mencari perhatian.
Beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan Self-Injury, yaitu :
1.Adanya Pengaruh masa kecil
Memendam emosi negatif seperti kecewa, sakit, sedih ketika kecil tanpa disadari membuat seseorang tidak terbiasa untuk mengeluarkan emosi negatifnya sehingga ia memilih untuk menyakiti diri sendiri.
2. Kesulitan Mengkespresikan Emosi
Banyak orang yang tidak bisa mengenali emosi yang sedang mereka rasakan. Dan ketika mereka berada di masa sulit, mereka akan melampiaskan nya melalu Self-injury untuk mengekspresikana apa yang dia rasakan.
3. Lebih baik merasakan sakit
Terkadang bagi mereka yang melakukan Self-Injury lebih baik merasakan sakit dibandingkan merasa kosong, merasa diabaikan, dan tidak dicintai.
4.Memandang rendah diri sendiri
Merasa rendah diri hingga memandang diri sendiri seperti marah, benci, jijik, tertekan membuat seseorang melakukan Self-Injury untuk mengalihkan emosi-emosi pada sakit fisik yang mereka rasakan.
5.Membantu Fokus Kembali
Bagi seseorang yang mengalami trauma , kadang mereka memilih untuk menyakiti diri sendiri demi untuk fokus dan tidak tenggelam karena traumanya dengan menyakiti diri sendiri agar mereka sadar pada masa sekarang.
6. Pain offset relief
Pada awalnya pelaku Self-Injury merasakan sakit yang tidak menyenangkan, ketika terus menyakiti diri ia akan merasa lega setelahnya. Hal ini juga membuat seseorang terus menyakiti diri sendiri
7.Menghukum diri sendiri
Sebagian orang yang melakukan Self-Injury sebagai bentuk untuk menghukum diri sendiri , karena merasa bahwa dirinya pantas untuk menderita. Biasanya karena adanya pengalaman tidak menyenangkan, seperti mengalami kekerasan atau perundungan.
8.Mengalami Gangguan Mental
Beberapa dari pelaku Self-Injury didiagnosa mengalami gangguan mental seperti kecemasan , skizofrenia, gangguan kepribadian lainnya, atau bahkan depresi. Bagi mereka yang mengalami Depresi hal tersebut merupakan gangguan mental paling umum dimiliki bagi mereka yang melakukan Self-Injury. Menurut pandangan dari neurofisiologis, Biasanya Orang yang mengalami depresi berawal dari tidak seimbangnya zat kimia pada otak, sehigga terjadilah stress dan memicu meningkatnya hormon kortisol yang dapat merusak dan membuat hippocampus menjadi lebih kecil sehingga menghambat pembentukan sel saraf baru. Nah ketika hal itu terjadi maka enzim Serotonin dan Dopamin yang membantu kontrol ketenangan serta kepuasan di otak tidak seimbang. Beberapa Studi MRI struktural terhadap otak orang yang depresi mengungkapkan berkurangnya volume gray matter di korteks prefrontal, hippocampus, amigdala , dan korteks singulat telah terobservasi.
So, Jika orang disekitar kita ada yang melakukan Self-Injury, Jangan dihakimi ya! Karena Self-Injury merupakan masalah yang serius dan membutuhkan penanganan professional loh. Mereka juga membutuhkan bantuan serta dukungan dari kita.
Apa saja yang harus kita lakukan jika orang disekitar kita, melukai diri sendiri ?
1.Meningkatkan Komunikasi
Ajak mereka untuk membicarakan tentang masalahnya denganmu, atau therapist. Jangan abaikan mereka. Katakan pada mereka bahwa kalian mengkhawatirkannya dan tanyakan sebenarnya apa yang sedang terjadi. Namun jangan tanyakan “mengapa kamu melakukan hal tersebut “ akan lebih baik jika kamu mengatakan bahwa “ aku mendengarkanmu — bagaimana perasaanmu saat ini ?”
2.Memberikan distraksi
Bantu mereka untuk mengubah kebiasaan menyakiti diri sendiri dengan kegiatan yang lebih positif seperti berolahraga, atau dorong mereka untuk Self-care seperti mandi , makan makanan kesukaan,melakukan hobby dll yang membuat mereka tidak melakukan Self-Injury. Ajari mereka untuk berhenti dengan Praktik bernafas dengan Menarik nafas dan menghitung nafas selama beberapa menit.
3.Tawarkan Bantuan
Jika Anda melihat luka yang mereka yang melukai diri sendiri maka segera antarkan ke dokter atau klinik untuk meminta bantuan. Dan jika seseorang itu belum sampai melukai sendiri maka tahan mereka , namun jika tidak mampu ajak mereka kepada bantuan professional dan katakan bahwa ia memerlukan bantuan untuk mengelola emosi mereka.
4.Jangan menghakimi
Hindari komentar yang menghakimi atau menyinggung perasaan orang lain – hal ini hanya akan memperburuk situasi.
5. Mengingat hakikat hidup dan Tuhan
Ajak mereka untuk mengingat kembali tujuan-tujuan hidupnya, serta mengingat bahwasanya kita memiliki Tuhan yang selalu mengasihi umatnya, dan tidak akan membiarkan hamba-Nya atau memberikan ujian bagi hamba-Nya melebihi Kemampuannya. Perbanyak Ibadah dan selalu mengingat Tuhan. Dan bagi pemeluk agama islam mari perbanyak berdzikir dan membaca Al-Qur’an.
Sumber Referensi :