Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pendidikan dan kebangsaan Indonesia, dikenal dengan prinsip-prinsip kepemimpinannya yang inovatif dan berakar kuat pada nilai-nilai budaya Indonesia. Salah satu konsep inti dalam pemikirannya adalah "Panca Darma", yang terdiri dari lima prinsip dasar: Asas Kemerdekaan, Asas Kodrat Alam, Asas Kebudayaan, Asas Kebangsaan, dan Asas Kemanusiaan (Susilo, 2018).
1. Asas Kemerdekaan: Prinsip ini menekankan pentingnya kemerdekaan dalam pendidikan. Ki Hadjar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus membebaskan pikiran dan jiwa, bukan membatasi atau mengkondisikan mereka. Ini tercermin dalam gaya kepemimpinannya yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri mereka sendiri (Suparlan, 2016).
2. Asas Kodrat Alam: Prinsip ini berfokus pada pentingnya alam dalam proses pendidikan. Ki Hadjar Dewantara menganggap alam sebagai guru terbaik, di mana siswa dapat belajar dari pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan sekitar. Ini mendorong pendekatan kepemimpinan yang berorientasi pada pengalaman dan pembelajaran praktis (Widyayanti & Murtiningsih).
3. Asas Kebudayaan: Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya kebudayaan dalam pendidikan. Ia percaya bahwa pendidikan harus mengakar pada kebudayaan lokal dan nasional, sehingga siswa dapat memahami dan menghargai warisan budaya mereka. Ini tercermin dalam gaya kepemimpinannya yang selalu mengintegrasikan unsur-unsur budaya dalam kurikulum dan kegiatan sekolah (Erlianto & Santo, 2022).
4. Asas Kebangsaan: Prinsip ini berkaitan dengan pembentukan identitas nasional. Ki Hadjar Dewantara menganggap pendidikan sebagai sarana untuk membangun kesadaran kebangsaan dan patriotisme. Gaya kepemimpinannya di bidang pendidikan selalu menekankan pentingnya memupuk rasa cinta tanah air dan kesadaran sebagai bangsa Indonesia (Susilo, 2018).
5. Asas Kemanusiaan: Terakhir, Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan. Ia percaya bahwa pendidikan harus mengembangkan empati, kepedulian, dan rasa hormat terhadap sesama. Gaya kepemimpinannya mencerminkan komitmen ini melalui penekanan pada pengajaran nilai-nilai moral dan etika (Suparlan, 2016).
Pengaruh prinsip-prinsip ini pada pendekatan kepemimpinannya sangat signifikan. Ki Hadjar Dewantara tidak hanya mengajar konsep-konsep ini secara teoritis, tetapi juga menerapkannya dalam praktik pendidikan sehari-hari. Di sekolah Taman Siswa, yang ia dirikan, prinsip-prinsip ini menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum dan metode pengajaran. Gaya kepemimpinannya yang partisipatif dan inklusif mencerminkan nilai-nilai ini, di mana siswa diberi kebebasan untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri tentang materi pelajaran.
Dengan demikian, prinsip-prinsip kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara tidak hanya berperan penting dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia, tetapi juga dalam membentuk generasi muda yang berpikiran kritis, berbudaya, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial yang kuat.
Hadjar Dewantara: Sebuah sketsa atau ilustrasi yang menggambarkan Ki Hadjar Dewantara, dikenal sebagai pelopor pendidikan bagi rakyat Indonesia. Gambar ini menampilkan sosoknya yang bijaksana dan penuh wibawa, sering digambarkan dengan pakaian tradisional dan ekspresi yang tenang namun tegas.
Panca Darma: Di sekeliling gambar Ki Hadjar Dewantara, terdapat lima simbol atau ikon yang mewakili 'Panca Darma', yaitu lima prinsip dasar yang diajarkan olehnya. Masing-masing simbol ini menggambarkan:
- Asas Kemerdekaan: Dapat digambarkan dengan simbol burung yang terbang bebas, melambangkan kebebasan dan otonomi.
- Asas Kodrat Alam: Simbol pohon atau bumi, menandakan keterkaitan manusia dengan alam dan pentingnya hidup selaras dengan alam.
- Asas Kebudayaan: Simbol buku atau artefak budaya, menggambarkan pentingnya pendidikan dan pelestarian budaya.
- Asas Kebangsaan: Bendera Indonesia atau simbol lain yang mewakili nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air.
- Asas Kemanusiaan: Simbol dua tangan yang saling berpegangan, melambangkan persatuan, kemanusiaan, dan solidaritas.