Tadi pagi sebelum ke kantor, saya sempet lihat ada stasiun TV yang mengupas tentang Khadafi. Akhir yang mengenaskan kalau kita menyimak semua berita tentang Khadafi. Seorang pemimpin harus menerima kenyataan bahwa ia harus tewas di tangan rakyatnya sendiri, dan bukan bangsa yang dimusuhinya sejak ia muda.
Khadafi boleh dibilang diktator. Ia juga memperkaya diri dengan berbagai kenyataan tentang kekayaannya di luar negeri (saya kurang tahu jumlah persisnya). Namun, bagaimana pun buruknya khadafi, ia telah memimpin Libya cukup lama. Dengan berbagai pembangunan yang telah ia sumbangkan bagi negerinya, apakah pantas ia diperlakukan seperti itu?
Mereka yang melakukan pembunuhan seperti itu mengaku dirinya muslim. Namun, sepanjang saya mempelajari Islam, tidak ada wacana yang menerangkan bahwa kita boleh membunuh sesama manusia apalagi manusia itu telah meminta jangan di bunuh.(bukankah dari permintaan itu, cukup jelas bahwa ia minta pengampunan). Setahu saya juga, secara hukum, tindakan itu tergolong perilaku main hakim sendiri. Dengan kata lain, mereka yang membunuh sesamanya berarti tidak mengindahkan hukum yang berlaku di dunia. Apakah mereka pantas disebut manusia muslim?
Melihat berita di televisi tentang perlakuan rakyat Libya terhadap jenazah mantan pemimpinnya itu,saya jadi berkesimpulan bahwa:
- Jadi pemimpin itu sulit, banyak godaannya (wanita, tahta, dan kekuasaan) jadi siapa saja yang mau jadi pemimpin silahkan instropeksi diri dahulu...sudah pantas belum jadi pemimpin, masih tergiur kekayaan duniawi atau tetek bengeknya?
- Tidak semua muslim bertindak sebagaimana muslim yang diajarkan oleh agama Islam. Buktinya, saat mereka membunuh Khadafi, saya seperti melihat setan yang merubah wujudnya seperti manusia....hii....syerem...(sepertinya kita harus berhati-hati dengan wujud yang satu ini).
- Untung kejadian ini tidak terjadi di Indonesia (terutama pas jaman Pak H...) Sang Jenderal tidak terbunuh seperti Khadafi meskipun banyak khalayak yang beranggapan Pak H.. adalah pemimpin yang kejam.
Akhirnya, saya berkesimpulan, mereka tidak memiliki rasa belas kasihan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H