Hari berlanjut hingga keesokan harinya mereka terbangun dan hanya bisa membuka mata. Udara yang panas dengan angin yang membawa debu membuat mereka semakin sakit sampai sekarat. Keajaiban datang, ada sekawanan burung yang hendak bermigrasi dan melihat Miko, mereka menghampiri Miko dan menolongnya, setelah sadar Miko ingat dengan Mako dan memberitahukan pada kawanan burung agar mencarinya juga. Dalam perjalanan migrasi akhirnya mereka menemukan Mako yang hampir mati, mereka menolongnya dan mako pun selamat.Â
Setelah sehat mereka ikut migrasi, karena Mako jahat, dia selalu mengintai makanan yang di bawa kawanan burung, dan ketika mereka tidur Mako selalu mengambil makanan tanpa sepengatahuan pemimpin burung.Â
Kawanan burung akhirnya sadar bahwa ada yang telah mencuri perbekalan mereka sampai akhirnya pada suatu malam mereka mengintai dan mendapati mako sedang memakan persediaan makanan mereka. Mako sempat membantah sampai akhirnya dia mengaku dan di usir dari kawanan, mereka melanjutkan perjalanan dan meninggalkan Mako.Â
Hari mulai malam Miko merasa khawatir dengan Mako karena ia tetap menganggap Mako saudara sekalipun Mako sudah melakukan kesalahan. Miko akhirnya memutuskan untuk kembali pada Mako dan meninggalkan kawanan, dengan tergesa-gesa Miko akhirnya melihat Mako yang sedang menangis dan menyapanya. Miko: "Kenapa kau menangis wahai saudaraku.. mendengar itu Mako semakin terharu dan tangisannya semakin tak terbendung, Mako akhirnya mengungkapkan penyesalannya pada Miko dan meminta maaf. Miko pun memaafkan dan akhirnya mereka kembali bersama.Â
Miko mengajak Mako untuk mengejar kawanan burung dengan maksud agar Mako mau meminta maaf pada kawanan burung dan ikut migrasi dengan mereka. Keesokan harinya mereka bangun dan langsung mengejar kawanan burung. Mereka mengejar dan terus mengejar, sejauh mata memandang mereka tidak melihat kawanan burung yang dicari. Hari-hari berlalu sampai akhirnya mereka putus asa dan kembali kelaparan.Â
Miko sakit dan Mako bingung harus berbuat apa. Mako akhirnya terbang sambil menangis dan akhirnya dia melihat kawanan burung yang sedang mereka cari. Pemimpin kawanan yang bijak bertanya pada Mako, kenapa kau terbang sambil menangis? Aku kelaparan dan Miko sakit, jawab Mako! Para kawanan berbisik seolah mereka tidak percaya pada mako karena sebelumya Mako telah mencuri makanan mereka.Â
Mako terus memohon hingga akhirnya pemimpin kawanan yang bijak mengutus beberapa burung untuk melihat dan membuktikan perkataan Mako. Akhirnya mereka sampai pada tempat Miko dan langsung mengobati Miko yang hampir mati. Miko pun di bawa pada pemimpin kawanan dan setelah sembuh Miko menceritakan niat Mako untuk meminta maaf pada kawanan burung hingga akhirnya Mako dimaafkan dan mereka kembali bermigrasi dengan kawanan burung.
 the end
Kisah ini sederhana, tapi akan sangat menarik jika kita belajar dari kawanan burung ini. Namun pada intinya, kesalahan apapun seharusnya bisa diselesaikan dengan bijak dan tidak ada istilah terlambat untuk meminta maaf.
Terima kasih untuk sahabatku yang memberikan cerita ini dengan sepenuh hati. Semoga bermanfaat untuk yang membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H