Mohon tunggu...
Siti Istianatunnia
Siti Istianatunnia Mohon Tunggu... Guru - Institut Ummul quro al-islami Bogor

Tetaplah tenang, karna banyak berfikir hanya akan membuatmu lelah menerka takdir.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Al-Kindi tentang Jiwa dan Akal

8 Mei 2024   07:53 Diperbarui: 9 Mei 2024   09:52 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Kindi berasal dari Kufah yang lahir pada tahun 185H atau 801 M. Nama lengkap Al Nindi adalah Abu Yusuf Ya'qub Ibn Ishaq Ibn Shabban Ibn Imran Ibn Isma'il Ibn Muhammad Ibn Al - Asy'ath ibnQais al-Kindi. Al-Kindi berasal dari suku Kindah atau suku Arab. Dari kuffah, al-Kindi kemudian melanjutkan pendidikannya di Baghdad.

Al-Kindi adalah seorang ilmuwan filsafat besar pertama yang berperan penting dimasa kejayaannya Islam, beliau di juluki sebagai bapak filsafat Arab.

Pemikiran Al-Kindi mengenai jiwa dan akal

Jiwa dipandang sebagai intisari pada diri manusia, menurut Al-Kindi, jiwa dan roh tidak tersusun, namun mempunyai arti penting.  subtansi nya berasal dari tuhan, karena pada hakikatnya bersifat ilahi dan spiritual, maka jiwa berbeda dengan tubuh, potensi atau sikap keburukan boleh jadi pendorong manusia untuk berbuat keji, tetapi jiwa akan mengekangnya.

Hal ini menyatakan bahwa jiwa yang mengawasi terhadap nafsu perbuatan keji tersebut.
menurut Al-Kindi jiwa rasional di sebut juga dengan al-Nafs al-Nahiqah, subtansi menurut Al-Kindi jiwa itu kekal dan tidak hancur bersama hancurnya badan.

Jiwa tidak hancur karena subtansinya dari tuhan. ketika jiwa berada dalam badan, ia tidak memperoleh kesenangan yang hakiki, dan pengetahuannya pun tidak sempurna. setelah jiwa terpisah dengan badan, jiwa akan memperoleh kesenangan yang sebenarnya dalam bentuk pengetahuan yang sempurna.

Setelah terpisah dari raga, ruh menuju ke Alam Kebenaran atau Alam Akal (al-'alam a-haq, al-'alam al-aql) di dalam lingkungan cahaya Tuhan, dekat dengan Tuhan, dan mampu melihat Tuhan. Di sinilah tempat kebahagiaan Abadi, melainkan melakukan proses perjalanan dalam jangka waktu tertentu untuk menyucikan diri.

PemikirnAl-Kindi tentang Akal

Akal terdiri dari tiga tingkat, Akal yang masih bersifat potensial (al-quwwah), Akal yang telah keluar dari potensial menjadi aktual (Al-Fi'l), dan Akal yang telah mencapai tingkat kedua dari aktualitas (al-'ql al-tsany). Sedangkan akal yang bersifat potensial tidak akan menjadi aktual jika tidak ada kekuatan yang menggerakannya dari luar, yang mempunyai wujud tersendiri diluar jiwa manusia. Akal tersebut adalah akal yang selamanya aktualis (al-'aql al-ladzi bi al-fi'l abadan), dan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. merupakan Akal Pertama
b. selamanya dalam aktualitas
c. merupakan species dan genus
d. membuat akal potensial menjadi aktual berpikir dan tidak sama dengan akal potensial tetapi lain dari padanya.

Al-Kindi memandang bahwa sesuatu yang rasional adalah sesuatu yang mengeluarkan daya akal dari tempatnya yang potensial lewat rangkaian aktualitas yang dibantu oleh daya-daya perantara. Hal ini juga menunjukkan teori pengetahuan dalam filsafat Al-Kindi. Selanjutnya, Al-Kindi membagi pengetahuan kedalam dua jenis pengetahuan inderawi dan pengetahuan rasional. Pengetahuan inderawi hanyalah pengetahuan atas bentuk lahir dari sesuatu, sedangkan pengetahuan rasional merupakan pengetahuan atas hakikat yang lebih mendalam dan melewati batas lahir sesuatu. Akhirnya, semua pemikiran yang digagas Al-Kindi merupakan gagasan yang ditujukan untuk memperdalam pengetahuan manusia tentang dirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun