Mohon tunggu...
Ida Ristiawati
Ida Ristiawati Mohon Tunggu... -

Menjadi Guru terus Guru Selamanya Guru (Prof. Dr. H. M. Surya)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sosok Guru Matematika yang Ideal

17 Maret 2014   18:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:50 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata Matematika pasti tidak asing lagi kan? Mulai dari SD, SMP, SMA dan bahkan di perguruan tinggi juga ada pelajaran matematika yang membuat orang mendengar kata matematika bilang mantaaap...  Kira-kira apa sih kepanjangan matematika itu? Matematika itu adalah makin tekun makin tidak karuan, hehe. Eett jangan takut dulu matematika itu sangat penting loh dan banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia. Tidak nyeselkan belajar matematika itu.

Tapi sayang, setiap siswa bahkan masyarakat jika ditanya tentang matematika pasti bilangnya susah, serem dan yang lebih parahnya lagi guru-gurunya galak. Ini terbukti berdasarkan hasil penelitian bahwa 9 dari 10 anak Indonesia tidak menyukai pelajaran matematika, lantaran peserta didik menganggap matematika itu pelajaran tersulit dan rata-rata gurunya galak dan keras dalam mendidik sehingga terkesan menakutkan. Itulah munculnya fobia matematika pada anak dan masyarakat, disebabkan sugesti yang tertanam dalam benak seorang anak bahwa matematika itu sulit.

Banyak siswa merasa kesulitan dalam memahami matematika karena matematika bersifat abstrak sementara alam pikiran terbiasa berpikir tentang obyek konkrit. Ini semua disebabkan pada pengajaran yang lebih menekankan pada hapalan dan kecepatan berhitung, sehingga membuat siswa cenderung menganggap matematika sebagai pelajaran yang hanya menghapal rumus.

Ada pepatah mengatakan “jika manusia hanya diajari banyak menghapal, maka kita seperti hanya melatih seekor anjing.” Jadi proses pembelajaran dengan penekanan pada hapalan membuat siswa terbiasa diberi tahu bukan mencari tahu sehingga tidak tercipta lingkungan belajar yang menuntut daya kritis siswa dan berdampak pada rendahnya kemampuan penalaran induktif siswa dalam penyelesaian masalah matematika. Itulah sedikit masalah tentang matematika yang harus segera diluruskan, untuk itu semua peserta didik membutuhkan sosok guru matematika yang ideal. Seperti apakah guru ideal itu?

Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberi keteladanan serta menguasai ilmu matematikanya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya, yaitu ketika banyak siswa yang takut terhadap pelajaran matematika atau terlihat bosan, seorang guru perlu melakukan segala sesuatu yang dapat membuat pelajaran matematika menarik serta merasa senang dengan pelajaran matematika, diantaranya adalah dengan merubah simbol dalam matematika menjadi nyata/real seperti contoh kita mencoba melakukan dengan uang asli agar siswa dapat tergambarkan tentang jual-beli barang.

Sosok guru matematika ideal adalah guru yang memahami benar akan profesinya yang mencapai ide yang mulia, tentunya membuat persiapan mengajar yang baik, dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan siap mental dari bahan yang akan diajarkannya.

Beberapa tips untuk perencanaan (pembelajaran) matematika sebagai berikut:

üFokuskan pada satu kemampuan matematika guna menjamin kedalaman pembelajarannya

üAntisipasi perlunya menyediakan bantuan tambahan untuk siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar

üRencanakan kegiatan tambahan untuk menjamin bahwa siswa-siswa berkemampuan maju memperoleh sesuatu yang menarik untuk dilakukan

üRencanakan permainan-permainan matematika jika memungkinkan

üRencanakan kerja kelompok yang memberikan kesempatan bagi yang siswa-siswa yang maju membantu siswa-siswa yang lambat belajarnya.

Itulah perencanaan untuk pelajaran matematika, perlu mewujudkannya dengan kreatif, membentuk pelajaran matematika interaktif yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Cara mengajar matematika secara kreatif

1.Mengajarlah Matematika dengan dramatisasi

2.Gunakan bagian tubuh mereka

3.Ajaklah anak-anak bermain

4.Gunakan mainan anak-anak.

5.Gunakan buku cerita anak-anak.

6.Gunakan pengalaman anak-anak

7.Mengajarlah Matematika Gunakan kreativitas alami dari  anak-anak.

8.Gunakan kemampuan anak memecahkan masalah Matematika.

9.Gunakan berbagai strategi

10.Gunakan teknologi

11.Gunakan penilaian untuk mengukur kemampuan anak-anak belajar matematika.

Guru ideal yang baik  itu cara pandangnya tidak terfokus pada sesuatu yang menarik perhatiannya saja, namun harus meliputi seluruh kelas, tidak parsial, bersikap tenang, tidak gugup, tidak kaku, ambil posisi yang baik sehingga dapat dilihat dan didengar oleh peserta didik, senyuman dapat mengusahakan dan menciptakan situasi belajar yang sehat, suara yang terang dan adakan variasi sehingga suara yang simpatik akan selalu menarik perhatian anak-anak. Bangkitkan kreativitas peserta didik selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung serta membuat siswa aktif, dengan kata perlu diciptakan suasana pembelajaran yang berpusat pada siswa, dengan demikian siswa secara aktif membangun pengetahuannya dan memberi makna terhadap pengetahuan tersebut. Pembelajaran bermakna merupakan cara mengajarkan materi pelajaran mengutamakan pengertian daripada hapalan. Meskipun dalam pembelajaran matematika, pada akhirnya siswa diharapkan dapat mampu berpikir deduktif, namun dalam proses pembelajaran matematika dapat digunakan pola pikir induktif.

Semoga bermanfaat....!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun