Mohon tunggu...
Istar Muwardi
Istar Muwardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang senang membahas topik tentang perkembangan dunia digital

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

CEO NIVIDIA: "Belajar Koding tidak diperlukan lagi", Tantangan Menjadi Programmer di Masa Depan

5 Mei 2024   17:10 Diperbarui: 5 Mei 2024   17:15 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jensen Huang, CEO dan Pendiri NIVIDIA (sumber: voi.id)

Latar Belakang

Dunia teknologi informasi mengalami perubahan yang sangat cepat, terutama dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI). Perkembangan AI telah memicu perdebatan sengit tentang masa depan profesi programmer. Di satu sisi, AI diprediksi akan mengotomatiskan banyak tugas pemrograman yang berulang dan memakan waktu, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya pekerjaan programmer. Di sisi lain, AI juga membuka peluang baru bagi programmer untuk fokus pada pekerjaan yang lebih kreatif dan strategis.

Pernyataan CEO NIVIDIA

Baru-baru ini, CEO NVIDIA, Jensen Huang, membuat pernyataan kontroversial di World Government Summit di Dubai. Huang menyatakan bahwa generasi muda tidak perlu lagi belajar koding karena AI akan mengambil alih tugas tersebut. Menurutnya, kita (Nividia dan perusahaan pengembang teknologi lainnya) yang harus menciptakan teknologi komputasi yang tidak memerlukan koding dengan bahasa pemrogramannya adalah bahasa manusia (berupa prompt/perintah). Sehingga generasi muda tidak perlu lagi belajar koding dan dapat berfokus pada bidang pekerjaan lainnya seperti kesehatan, biologi, pangan, manufaktur dan lain sebagainya. Hal ini mengindikasikan bahwa AI akan mengambil alih tugas-tugas pemrograman dasar atau programmer level junior dan membuka ruang bagi programmer senior untuk fokus pada aspek yang lebih kreatif dan kompleks daripada pengembangan perangkat lunak.

Peluang Profesi Programmer di Masa Depan

Pernyataan Huang ini menimbulkan diskusi luas tentang potensi profesi programmer di masa depan. Meskipun ada kekhawatiran bahwa AI dapat menggantikan pekerjaan programmer, banyak yang berpendapat bahwa sebenarnya AI malah akan memudahkan pekerjaan programmer. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan pengembangan software meningkat sejak kehadiran ChatGPT, hal ini menunjukkan bahwa AI dapat menjadi alat yang membantu programmer, bukan menggantikannya. Selain itu, programmer juga akan dibutuhkan untuk bekerja sama dengan pakar di bidang lain, seperti ilmuwan data dan insinyur, untuk mengembangkan solusi AI yang inovatif guna menjawab kebutuhan berbagai sektor.

Tantangan Profesi Programmer di Masa Depan

Namun, tantangan menjadi programmer di masa depan tetap ada. Programmer harus terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru. Mereka harus mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia teknologi dan mempelajari bahasa pemrograman baru serta kerangka kerja yang muncul. Keamanan menjaga informasi menjadi tantangan besar, mengingat data kita menjadi semakin rentan di dunia digital saat ini sehingga profesi seperti Cyber Security akan lebih dibutuhkan untuk menjawab tantangan ini.

 

Dalam menghadapi tantangan ini, programmer perlu memiliki kemampuan adaptasi, pemecahan masalah, pemikiran kritis, serta kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka agar tetap relevan dalam dunia teknologi yang terus berkembang. Dengan demikian, meskipun belajar koding mungkin tidak lagi diperlukan di masa depan, keterampilan untuk mengoperasikan AI dan memahami prosesnya akan menjadi sangat penting.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun