Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Yang Kurindukan dari Kampung Halaman

25 April 2023   23:59 Diperbarui: 26 April 2023   00:00 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lumajang Kota Kenangan. Foto: Dokpri

Momen pulang ke kampung halaman untuk Lebaran maupun liburan adalah hal yang ditunggu-tunggu bagi seorang perantau sepertiku. Topik pembicaraan tentang pulang kampung jadi sering dibahas oleh kami sekeluarga. Nanti mau silaturahim ke siapa, kulineran di mana, juga wisata ke mana saja, dll. Aku sudah semangat membayangkan asyiknya perjalanan pulang kampung jauh-jauh hari sebelumnya.

Tak ada rasa surutku untuk pulang ke kampung halaman, meskipun diperlukan biaya, waktu, dan tenaga yang tidak sedikit. Servis mobil, beli oleh-oleh, biaya bbm, biaya tol, biaya makan di jalan, sampai angpao lebaran semuanya pakai cuan. Nggak cukup amplop kosong atau mantra sim salabim untuk mengubah daun atau kertas menjadi uang.

Meskipun banyak hal materi maupun nonmateri yang harus dipersiapkan untuk pulang kampung, tetap saja aku dan keluarga semangat untuk melakukannya. Sebab, ada kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan uang saat pulang ke kampung halaman.

Hal-hal yang kurindukan dari kampung halaman, adalah:

1. Keluarga. Orang tua, adik kakak, keponakan, paman bibi, tetangga, dan karib kerabat adalah tali pengikat kampung halaman. Terlebih setelah bapak meninggal tahun 2020 lalu, ibu adalah satu-satunya orang tua yang kumiliki saat ini. Adik-adikku yang tinggal serumah yang menjaga dan menemani ibu. Selama masih ada kesempatan, aku usahakan pulang minimal setahun sekali. Syukur-syukur bisa lebih dari itu. Selain menumpahkan rasa kangen, juga sebagai bentuk bakti pada orang tua, dan menghargai adik-adik penjaga ibuku.

Keluarga besar Bani Soeparman. Foto: Dokpri
Keluarga besar Bani Soeparman. Foto: Dokpri

2. Kulineran. Kuliner khas Jawa Timur juga bikin kangen. Karena, ada beberapa kuliner Jawa Timur yang tidak ada di Bandung Jawa Barat. Contohnya kupang. Makanan berkuah dengan isian kerang kecil-kecil imut ditambah lontong dan bumbu petis pakai bawang putih. Ada juga tahu campur, rujak Madura, rawon, soto, aneka bakso. 

Baca juga:  https://thr.kompasiana.com/istanti1406/6446b3ec4addee59b0063cf2/ada-kisah-di-balik-bakso-favorit-nusantara. 

Menu wajib saat pulang kampung bikinan ibu adalah jangan (sayur) kelor. Makanan super food jangan kelor (Moringa oleifera), pohonnya tinggi, batang berkayu, daun majemuk bulat kecil berwarna hijau tua, buahnya hijau panjang mirip tongkat namanya klenthang. Daun dan klenthang ini yang dijadikan sayuran. Kuahnya diberi bumbu halus bawang putih, bawang merah, garam, dan gula secukupnya. Aroma kuah beningnya segar dan khas, berasal dari empon-empon bernama kunci. Eits, bukan kunci pintu yah! Selalu bersemangat menyantap menu bergizi ini yang disiapkan dengan penuh cinta dan kehangatan.  Karena, menu adalah jiwa orang-orang yang ada di dalamnya. Jangan kelor ditambah sambal penyet tempe dan ikan asin sudah enak luar biasa.

Dari ki-ka searah jarum jam: bakso, tahu campur, rujak madura, rawon, jangan kelor, dan pecel. Foto: Dokpri
Dari ki-ka searah jarum jam: bakso, tahu campur, rujak madura, rawon, jangan kelor, dan pecel. Foto: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun