Islam mengajarkan keseimbangan di semua sendi kehidupan. Ini berarti, meskipun kehidupan dunia bersifat sementara dan sebagai penghubung dengan kehidupan akhirat yang abadi, tetapi Islam tidak mengabaikan kebutuhan duniawi kita.
Oleh karena itu, dalam Islam dikenal istilah hablum minallah dan hablum minannas. Hablum minallah adalah hubungan vertikal antara manusia dengan Allah. Sedangkan, hablum minannas adalah hubungan horizontal antara manusia dengan manusia lainnya.
Hablum minallah adalah konsep bagaimana manusia berhubungan dengan Allah Sang Maha Pencipta dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya, Sedangkan hablum minannas adalah konsep dimana individu manusia menjaga hubungan baik dengan individu atau kelompok manusia lainnya.
Dimensi hablum minallah meliputi dimensi spiritual terkait dengan ketaatan hamba kepada Allah. Sedangkan, dimensi hablum minannas mencakup dimensi sosial terkait dengan hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.
Contoh kesalehan spiritual seperti salat, tilawah Alquran, puasa, haji, dll. Sedangkan contoh kesalehan sosial yang paling mudah adalah menerapkan senyum, sapa, dan salam saat bertemu dengan orang lain.
***
Ada orang yang salatnya bagus, tilawah Alqurannya fasih, hafalannya banyak, tetapi hubungan dengan orang tua kurang elok, dengan tetangga sering berkonflik, dengan teman mudah marah, Â
Sebaliknya, ada orang yang ibadahnya kurang, sedekahnya sedikit, baca Alquran tersendat-sendat, tetapi tutur Bahasa dan perilakunya santun. Mana yang lebih baik?
Kalau kata Buya Yahya, dalam membangun manusia itu ada tahapan-tahapannya. Tidak ada manusia yang sempurna. Pandang sisi baiknya dulu. Jangan tanamkan kebencian pada sisi buruknya. Panjatkan doa agar Allah memperbaiki keburukannya. Karena, jika kita hanya fokus pada keburukan seseorang maka ini adalah masalah.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengaitkan antara akhlak mulia dengan iman yang sempurna sebagaimana beliau bersabda,"Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya." (HR. At-Tirmidzi No. 2612, ia berkata: Hadits Shahih).