Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Satu Hari Wisata di Kota Thaif, Arab Saudi (Bagian 2)

17 Maret 2022   12:42 Diperbarui: 17 Maret 2022   12:50 8240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rasheed Husain Alqorashei Factory. Foto: Dokumen Pribadi.

Setelah selesai beristirahat di kebun kurma milik Utbah dan Syaibah bin Rabi'ah maka Nabi Muhammad SAW dan Zaid bin Haritsah kembali melakukan perjalanan untuk pulang ke kota Mekah. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Malaikat Jibril dan Malaikat Penjaga Gunung datang menjumpai mereka dan berbicara pada Nabi Muhammad SAW.

"Ya Rasulullah! Sesungguhnya Allah Ta'ala benar-benar mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka kepadamu, dan Dia telah mengutus sekarang ini malaikat penjaga gunung kepadamu, supaya engkau perintah kepadanya menurut apa yang kau kehendaki terhadap mereka (kaum Bani Tsaqif) itu."

"Ya Rasulullah! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu kepadamu, dan aku inilah Malaikat Penjaga Gunung. Sesungguhnya Tuhanmu telah mengutusku untuk datang kepadamu, supaya engkau perintahkan kepadaku tentang urusanmu. Apa yang kau kehendaki? Jika engkau mau supaya aku menghimpitkan kedua gunung yang besar ini kepada mereka, tentu kukerjakan," lanjut Malaikat Penjaga Gunung.

"Tidak! Bahkan saya mengharap, mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari keturunan mereka itu orang yang menyembah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun," jawab Nabi Muhammad SAW. 

Membaca dan mendengar kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW ini cukup menggetarkan hati. Betapa welas asih pribadi beliau. Yang dipikirkan adalah umatnya, umatnya. Tak terasa mata ini meleleh haru.

Rasheed Husain Alqorashei Factory. Foto: Dokumen Pribadi.
Rasheed Husain Alqorashei Factory. Foto: Dokumen Pribadi.

Rombongan kami beranjak ke Rasheed Husain Alqorashei Factory, pabrik yang memroduksi parfum asli dari mawar Thaif. Wangi bunga mawarnya memang kuat. Ada aneka produk turunan lainnya dari mawar seperti parfum, sabun mandi, hand body, minyak mawar, dll. Di sini pengunjung disuguhi video proses pembuatan parfum mawar. 

Ada juga beberapa karyawan toko yang mendemokan proses pembuatan parfumnya. Bunga mawar dimasukkan dalam wadah besar mirip kuali. Lalu ditambahkan segalon air, dipanaskan sampai mendidih. Hasil penguapan (air sulingan mawar) dialirkan melalui selang dan ditampung ke dalam botol kaca. Tapi, karena aku tidak terbiasa pakai parfum jadinya nggak beli.

Antrean pembeli. Wangi mawar Thaif memang lebih kuat. Foto: Dokumen Pribadi.
Antrean pembeli. Wangi mawar Thaif memang lebih kuat. Foto: Dokumen Pribadi.

Sementara itu, di luar pabrik, aneka jajanan ditawarkan oleh pedagang. Ada coklat, kurma, manisan buah tin, dan juga madu, yang digelar di halaman dekat pintu masuk pabrik. Agak keluar dikit ada mobil terbuka yang menjual aneka kacang dan biji-bijian. Ada kacang arab, kacang mede, kacang tanah, kacang polong, pistasio, biji labu, biji bunga matahari, dan juga kismis. Belinya bisa dicampur-campur. Ngeborong, deh! Selama empat kali pergi ke tanah suci, kami membeli oleh-oleh barang atau makanan di Arab Saudi bukan di Indonesia. Beban bawaannya berat memang tapi tidak jadi masalah. Asalkan kami menikmati, itu sudah kebahagiaan tersendiri. Apalagi jika melihat orang-orang yang kita beri oleh-oleh juga bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun