Batu-batu penggilingan besar yang tersembunyi di dinding digunakan sebagai pintu keamanan untuk mencegah musuh masuk ke dalam gua. Lorong yang sempit hanya memungkinkan orang berjalan satu-satu. Meskipun memanjat dan merangkak di sepanjang lorong awalnya terasa menyenangkan, tetapi sempat membuatku takut juga. Takut berjalan di urutan paling belakang. Takut terjebak di sana selamanya. Takut guanya runtuh, dll.
Suamiku berusaha menenangkanku. Ketakutanku pun hilang. Apalagi, saat lorong menanjak itu membawa rombongan menuju jalan ke luar bermandikan cahaya dan berselimut hawa sejuk. Sekira empat puluh lima menit setelah menjelajah kota bawah tanah, kami bertemu rute yang sama dengan rute yang kami masuki tadi.
Di luar, aku melihat ada warga yang menjajakan aneka suvenir. Aku membeli beberapa dompet kecil, dua tas cangklong, dan selembar taplak meja, dll. Jika dirupiahkan, dompet kecil motif tulip harganya di bawah sepuluh ribuan per buah. Dua tas cangklong setara seratus ribuan. Taplak meja motif baju sufi ukuran 1,5 m x 2 m juga seratus ribuan. Ini adalah tempat termurah di antara tempat belanja lainnya di Turki dengan kualitas bahan yang sama. Mungkin karena lokasinya di daerah dan tidak harus menyewa tempat jualan, sehingga harganya miring sekali. Jadi, jangan ragu ngabisin lira di sini ya, Mom! Â Â
Rombongan sampai di hotel menjelang sore. Kami berganti baju, salat, dan rehat sejenak. Lalu, aku dan suami mencari jejak Red River atau Sungai Merah. Jauh-jauh berjalan lewat jalan raya, ternyata lokasi Red River ada di belakang hotel.
Dinamakan Sungai Merah karena terpaan sinar surya yang jatuh pada permukaan air sungai memberi nuansa warna jingga membara. Sungainya lebar dan bersih. Di pinggir sungai tumbuh ilalang yang meninggi dengan deretan bunga putih halus bak kapas di ujungnya. Aku dan suamiku berswafoto di sana. Happy with you, Iyang Oppa! Oppa itu bahasa Korea. Artinya Abang. Iyang adalah nama panggilan suamiku.
Sayup-sayup terdengar suara azan maghrib dari pemukiman di seberang sungai. Suara yang dirindukan saat berlibur ke luar negeri. Kami menginap semalam lagi di sini. Saat bangun keesokan harinya, kami kaget karena tubuh kami bermandi keringat. Gerah sekali. Baru sadar kalau semalam AC kamar ternyata belum dinyalakan. Alamak!
Selesai.
Wisata Turki lainnya bisa dinikmati di Bursa, Izmir, Konya, Pamukkale, Bolu, Ankara, dan Istanbul. Gimana, mau lanjut?