Mohon tunggu...
istanti 11
istanti 11 Mohon Tunggu... -

mahasiswa s1 pgsd transfer kampus kebumen NIM X7209045

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Classroom Action Research (PTK) Seri Buku 1.1 -1.5

26 Oktober 2010   02:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bahwa kita sebagai tenaga/pekerja yang profesional yang memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti guru, sebagai tenaga pendidik harus mampu memberikan kualitas pelayanan yang baik. Dan tidak hanya seorang guru saja yang harus memberikan pelayanan yang baik pula, tetapi seluruh masyarakat dan pekerja profesional yang bergerak disektor pelayanan. Sebagai seorang guru/tenaga pendidik yang profesional memang harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang membuat siswanya senang, termotivasi, berminat dan semangat dalam menerima pelajaran/pelayanan yang diberikan guru. Jadi, sebagai tenaga pendidik yang profesional, keberhasilannya bukan diukur hanya dengan kehadirannya saja setiap hari tetapi, bagaimana guru itu mendinamisasi, mendorong, merangsang, menantang para siswanya untuk maju secara dinamis dan progresif.

Guru adalah pekerja profesional yang menuntut perbaikan layanan secara profesional pula. Perbaikan dan peningkatan profesional memerlukan kesungguhan berupa komitmen, bekerja dengan berdasarkan prosedur dan langkah yang sistemik, menggunakan dasar-dasar ilmiah, berupaya menemukan cara-cara yang mampu mengantar anak masuk ke dunia yang lebih kompleks dengan berbekal kemampuan yang teraktualisasikan. Guru harus menemukan solusi perbaikan melalui langkah-langkah penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Kita mengenal dua jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dimana penelitian kuantitatif menuntun peneliti untuk menguji sebuah teori dan penelitian kualitatif membangun teori. Di dunia pendidikan, khususnya proses pembelajaran, peningkatan kualitas terjadi pada bagaimana mengajar dan bagaimana belajar.

Bila kuantitatif memiliki alur dari teori (hasil dari kualitatif) selanjutnya di uji. Sedangkan kualitatif berdasar satu acuan teori peneliti masuk ke dalam dan jauh ke dalam untuk menemukan pola-pola (teori baru). Sementara tindakan perbaikan atau penyelesaian massalah dapat dilakukan dengan melihat secara lengkap menemukan penyebab, karakter subjek, selanjutnya mencari teori-teori yang sesuai dengan masalah subjek, dan teori diterapkan, barulah kita melihat bagaimana dampaknya. Di lingkungan pendidikan khususnya belajar mengajar kita mengenalnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

PTK berbeda dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian Tindakan Kelas menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan haasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.

PTK dapat dilakukan dengan oleh guru sendiri atau kolaborasi. Penelitian tindakan ini untuk memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih efektif. Dengan PTK guru dapat meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. PTK dapat menjembatani antara kesenjangan teori dan praktek pendidikan. Melalui tindakan-tindakan yang direncanakan dan dievalusi, guru akan memperoleh umpan balik yang sistematis. Sehingga, guru dapat membuktikan apakah teori belajar sesuai atau tidak dengan kelasnya, dan melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori untuk kepentingan proses dan produk pembelajaran yang efektif, optimal dan fungsional.

Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan. Penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi.

Berdasar uraian di atas, Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara profesional.

Dasar sosial penelitian tindakan kelas adalah keterlibatan dan dasar pendidikan penelitian tindakan kelas adalah perbaikan atau peningkatan mutu. Penelitian tindakan bersifat partisipatif, karena penelitian melibatkan guru dalam penelitiannya sendiri, kolaboratif, karena melibatkan orang-orang lain sebagai bagian dari suatu penelitian yang mestinya dapat dinikmati bersama. Penelitian ini akan mengubah persepsi penelitian akademis yang dipandang guru sebagai pembuktian hipotesis dari pakar tanpa mengetahui latar kelas penelitian.

Penelitian tindakan berusaha memberi makna kepada situasi yang dihadapinya sekarang. Penelitian tindakan tidak sekedar mengajar, penelitian tindakan memiliki makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan. Penelitian tindakan mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional serta bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.

Ada 6 asas yang menuntut pelaksanaan tindakan yaitu sebagai berikut: (1) Kritik Refleksif, mempunyai tiga langkah meliputi pengumpulan catatan, menjelaskan daftar refleksi, mentransformasi pernyataan. Kritik Refleksif memungkinkan dikemukakannya sederet argumen dan diskusi; (2) Kritik Dialektis, pendekatan ini mengharuskan peneliti melakukan kritik terhadap gejala yang ditelitinya. Kritik Dialektis dapat dilakukan dengan peneliti memusatkan pada salah satu atau tiga karakteristik dari perangkat gejala tersebut; (3) Sumber Daya Kolaboratif, kolaborasi dimaksudkan untuk melengkapi ketuntasan pemahaman terhadap situasi penelitian; (4) Resiko, yang berarti harus berani mengambil resiko melalui proses penelitiannya yaitu salah satunya melesetnya hipotesis; (5) Struktur Majemuk, berhubungan dengan gagasan bahwa gejala yang diteliti harus mencakup unsur pokok agar menyeluruh; (6) Teori, Praktek, Transformasi, teori dan paktek saling bergantung dan mendukung proses perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun