Mohon tunggu...
Issyaroh S.Pd
Issyaroh S.Pd Mohon Tunggu... pegawai negeri -

seorang guru sd yang ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berhutanglah Selagi Masih Ada yang Mempercayaimu!

24 Mei 2011   04:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kalimat itu sangat konyol dan terlalu mengada - ada. Tapi itu adalah kenyataan yang tidak dapat dielakkan lagi. Apalagi di jaman yang serba sulit seperti ini. Sulit mendapatkan pekerjaan, sulit mendapatkan penghasilan yang layak untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar. Belum lagi tuntutan - tuntutan kebutuhan akan aktualisasi diri untuk sekedar "sama" dengan yang lain. Mungkin saat kita duduk di bangku sekolah dulu kita cuek saja dengan sepatu butut yang berlubang disana sini, atau tas kusam yang hampir hilang warnanya. Anak - anak yang teramat ceria walaupun cuma bermain dengan daun - daun kering dan biji - bijian yang berserakan di tanah. Tapi coba lihat anak sekarang yang asyik bermain dengan PSnya, atau anak - anak yang sibuk ber"hp"ria, anak - anak yang merajuk pada orangtuanya saat diajak jalan - jalan ke mall atau supermarket! Itu baru anak, belum kita sendiri sebagai orang dewasa atau orangtua yang terkadang minder melihat tetangganya membeli mobil baru, atau merenovasi rumahnya. Bagi orang yang berkecukupan, berpenghasilan tinggi tentulah tidak masalah, namun bagi orang yang penghasilannya pas - pasan tentu ini dapat menyebabkan kepala cenat cenut. Untuk membeli secara cash tidak mampu, maka jalan lain adalah dengan mencicil. Sebenarnya jika dihitung membeli dengan mencicil ini akan menjadikan pengeluaran berkali lipat. Rata - rata barang yang dicicil dikenai bunga 1 - 2% perbulan, kalikan saja dengan lamanya mencicil, taruhlah 12 bulan, maka "biaya ekstra" yang dikeluarkan mencapai 24% dari harga cash. Namun tentu saja dengan perhitungan bahwa mencicil ini akan lebih ringan dalam mengeluarkan uang, maka ia menjadi solusi yang tepat. Sekarang ini perusahaan pembiayaan telah menjamur dimana - mana sebagai jawaban dari permintaan pasar yang kian tinggi. Persyaratan untuk berhutangpun jadi kian mudah, cukup dengan fotokopi KTP, KK, rekening listrik, jadilah! tidak perlu menyerahkan fotokopi slip gaji atau tabungan. Pada umumnya aplikasi yang masuk ke perusahaan pembiayaan ini akan disetujui dengan mudah, kecuali pada orang - orang tertentu yang "ketahuan" kurang baik kerjasamanya dengan pihak lain. Nah, jika aplikasi anda diterima, yakinlah bahwa anda masih dipercaya! Eit, tapi itu belum titik, masih ada kelanjutannya. Kepercayaan yang kita terima tentu harus dimanfaatkan dengan benar, bukan untuk disalahgunakan. Karena bisa - bisa kita tidak dipercaya lagi baik oleh perusahaan tersebut maupun perusahaan yang lain. Dan tentu kita harus bijak dalam berhutang, jangan sampai cicilan kita lebih besar daripada penghasilan, seperti pepatah lebih besar pasak daripada tiang. Masih banyak kebutuhan dasar yang lain yang harus kita penuhi. Bijaksanalah dalam berhutang!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun