Pesan RePlastic dari Botol Plastik
Jika sedang luang, Host-nya KompasianaTV Cindy Sistyarani, juga enjoy untuk kami ajak ngobrol di Kantin PalBar. Interaksi tersebut tentu saja menambah wawasan kami tentang media, khususnya media televisi. Dengan begitu ramainya Kantin PalBar, tentu cukup banyak orang yang melihat tempat sampah dari 60 botol plastik bekas air kemasan tersebut.
Bagi saya, keberadaan tempat sampah itu, bukan sekadar wadah penampung sampah. Tapi, message RePlastic-nya justru terasa lebih penting. Ia membawa pesan, bahwa botol-botol plastik bekas, sesungguhnya masih bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna. Itu hanya salah satu contoh pemanfaatan, dari sekian banyak pemanfaatan lainnya.
Saya pikir, keberadaan tempat sampah dari botol bekas itu, bukan sesuatu yang ujug-ujug. Ada budaya perusahaan Kompas Gramedia Group, yang tercermin dari sana. Kita tahu, Pendiri Kompas Gramedia adalah Jakob Oetama, yang wafat di usia 88 tahun, pada Rabu, 9 September 2020 lalu.
Kepala Badan Nasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat itu, Doni Monardo, bercerita, bahwa Jakob Oetama adalah sosok yang sangat peduli dengan lingkungan dan kemanusiaan. Doni Monardo pada tahun 2013, memberikan bibit pohon ulin kepada Jakob Oetama. Pohon ulin tersebut kemudian ditanam Jakob Oetama di halaman belakang Gedung Kompas Gramedia.
Saya tidak punya informasi, kapan tempat sampah dari botol bekas itu, dibuat. Foto yang saya tampilkan di sini, saya jepret pada Selasa, 31 Mei 2016. Boleh jadi, tempat sampah itu sudah dibuat jauh sebelumnya. Dan, mungkin sudah ada sebelum Jakob Oetama menanam pohon ulin pemberian Doni Monardo, di halaman belakang Gedung Kompas Gramedia.
Bagi saya, Workshop Sustain Class dengan tema RePlastic: Crafting Sustainable Tomorrow di Kompasianival 2023 tersebut, tentu saja berkorelasi dengan tempat sampah dari botol plastik di Kantin Palmerah Barat. Sebagai gerakan Sustaination dalam skala yang lebih luas, Kompasiana sesungguhnya sudah punya jejak, untuk meng-intensif-kan hal itu dalam berbagai aktivitasnya.
Apalagi dengan telah adanya kompasiana.com/lestari, yang memang fokus ke pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini, gerakan RePlastic bisa menjadi salah satu kontribusi Kompasiana untuk mengatasi masalah sampah plastik di negeri ini.
Dalam 10 Negara Penghasil Sampah Plastik Terbanyak di Dunia, Indonesia Nomor Berapa? yang dilansir detik.com, pada Kamis, 25 Agustus 2022 | 14:45 WIB, Indonesia menempati urutan ke-5, dengan 9.13 juta ton sampah plastik per tahun. Dari 10 Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak ke Laut, Indonesia juga menempati urutan ke-5, dengan 56.333 ton sampah plastik per tahun.
Jepang menempati urutan terendah, yaitu ke-10 dari 10 Negara Penghasil Sampah Plastik Terbanyak di Dunia dengan 4.88 juta ton sampah plastik per tahun. Dan, Jepang tidak tercatat dalam 10 besar 10 Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak ke Laut.
Barangkali, karena warga Jepang menganut prinsip sampahmu, tanggung jawabmu. Saya menyaksikan sendiri, bagaimana warga Jepang menenteng sampahnya, sampai menemukan tempat sampah. Jika tidak ketemu, mereka akan membuang sampah mereka di tempat sampah yang ada di rumah masing-masing. Agaknya, kita bisa mengadopsi prinsip tersebut, demi meminimalkan sebaran sampah yang bertebaran di mana-mana.