Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bli Ketut, dengan Mazda E2000, dari Bali ke Titik Nol Sabang

13 Juni 2023   11:39 Diperbarui: 13 Juni 2023   11:46 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I Ketut Purnama ekspedisi dari Bali ke Titik Nol Sabang. Foto: Isson Khairul


Senin, 12 Juni 2023 siang lalu, Bli Ketut berkabar bahwa ia sudah memasuki wilayah Bogor, Jawa Barat. Ini bagian dari perjalanannya menuju Titik Nol Sabang, dalam Ekspedisi Bali-Jawa-Sumatera. Talenta apa lagi yang hendak ia kembangkan?

Petarung Tanpa Henti

Bli Ketut, demikian saya menyapanya. I Ketut Purnama, nama lengkapnya. Ia pebisnis wisata sukses di Kawasan Kuta, Bali. Berbagai lini bisnis wisata ia lakoni, mulai dari perhotelan, caf dan resto, hingga galeri cindera mata. Melibatkan banyak tenaga kerja, dengan putaran uang berlimpah.

Bersamaan dengan itu, ia mendirikan sasana tinju Wake Boxing Camp di Gianyar, pusat budaya ukiran di Bali, sekitar 40 kilometer dari Denpasar. Bli Ketut memang berasal dari sana, dari Desa Keramas, Kabupaten Gianyar.

Wake Boxing Camp tersebut ia dirikan bersama Julio Bria, petinju nasional peraih medali emas Sea Games dan Juara Piala Presiden. Julio Bria yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), bertindak sebagai pelatih. Bli Ketut menangani manajemen. Ia kemudian dipercaya menjadi Ketua Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Kabupaten Gianyar.

Di masa pandemi Covid-19, semua bisnis tiarap, termasuk segala lini bisnis I Ketut Purnama. Tapi, mental bisnis Bli Ketut tidak ambruk. Ia kemudian merintis peternakan kambing di Desa Keramas. Ia lupakan ingar-bingar dan wangi bisnis wisata di Kuta, dengan berjibaku bersama kambing, rumput, serta ladang jagung.

Tak hanya sampai di situ. Bli Ketut pun bergelimang lumpur, melakoni usaha pembesaran ikan lele. "Saya pasarkan melalui grup WhatsApp. Pesanan 1 kilogram pun, saya antar. Yang penting, ada putaran. Dari konsumen perorangan, berkembang ke pedagang pecel lele, hingga ke resto yang menyajikan menu ikan lele," tutur I Ketut Purnama dengan penuh spirit.

Ternyata, putaran uangnya fantastis. Omset per hari mencapai Rp 10 juta. Bersamaan dengan itu, pandemi mulai mereda. Bisnis wisata di Bali mulai menggeliat kembali. Bli Ketut pun membenahi usaha wisatanya di Kawasan Kuta, yang selama pandemi ia tinggalkan.

Waktu terus bergulir. Bisnis wisatanya pun mulai bergerak. "Semangat untuk terus berusaha, terus berupaya, itu yang selalu saya jaga. Bagaimanapun juga, ada banyak orang di sekitar saya, yang membutuhkan sumber penghidupan," ujar Bli Ketut, dengan penuh senyum.

Dengan kata lain, Bli Ketut nyaris tak pernah berhenti bertarung. Mentalnya tidak ambruk, meski dihajar pandemi sekian lama. Malah, berkat pandemi, ia telah menjadi pelaku usaha peternakan kambing dan usaha perikanan lele. Hal itu tentu merupakan nilai tambah, yang kemudian bisa ia kolaborasikan dengan bisnis wisata, yang sudah lebih dulu dilakoninya.

Ekspedisi untuk Inspirasi

Ketika Bli Ketut berencana melakukan Ekspedisi Bali-Jawa-Sumatera hingga ke Titik Nol di Pulau Sabang, saya bertanya-tanya dalam hati, talenta apa lagi yang hendak ia kembangkan? Ternyata, itu adalah ekspedisi untuk inspirasi.

Agar lebih leluasa, ia memilih menyusuri Bali-Jawa-Sumatera dengan Mazda E2000. Bli Ketut membawa serta anak lelakinya dan dua rekannya. Bersamaan dengan itu, ada dua rekan lainnya, yang menggunakan sepeda motor. Wow, 1 mobil dan 1 sepeda motor, bertarung menyusuri Bali-Jawa-Sumatera.

"Sepeda motor itu penting untuk ekspedisi ini," lanjut Bli Ketut, "Untuk mengatasi gangguan di perjalanan. Misalnya, memudahkan mencari bengkel atau tempat tambal ban. Bisa juga untuk mengunjungi tempat-tempat yang tidak bisa diakses dengan mobil."

Di kawasan yang ada fasilitas jalan tol, Mazda E2000 akan melalui jalan tol, sementara sepeda motor ya tetap lewat jalan non-tol. Pada Senin, 12 Juni 2023 siang lalu, Bli Ketut berkabar bahwa ia sudah memasuki wilayah Bogor, Jawa Barat.

Saya dan beberapa rekan dari Jakarta menyusulnya. Kami janjian bertemu di rest area Sentul, di ruas jalan tol Jagorawi, yang berada di KM 35.  Setelah makan-minum serta istirahat, kami beriringan menuju area perkemahan Puncak Merkusi, yang berada di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Itu merupakan areal kemping, yang berada di Gunung Bunder, kawasan Taman Nasional Gunung Salak-Halimun, sekitar 27 kilometer dari pusat Kota Bogor. Ini adalah bagian dari ekspedisi untuk inspirasi Bli Ketut. Di Puncak Merkusi, rekan kami mengelola area perkemahan serta sedang mengembangkan tanaman kopi.

Nah, area kemping dan kopi adalah dua agenda penting ekspedisi untuk inspirasi Bli Ketut. "Kami berencana mengunjungi berbagai sentra kopi di Sumatera. Kami ingin bertemu dengan para petani kopi secara langsung, berdialog dengan mereka, kemudian membangun jaringan bisnis," tukas Bli Ketut sembari tertawa.

Hahaha, luar biasa Bli Ketut ini. Mental bisnisnya sudah tahan uji di masa pandemi. Begitu bangkit setelah pandemi mereda, ia tancap gas mengembangkan talenta bisnisnya. Rupanya, ia hendak merambah ke bisnis area kemping serta bisnis kopi, untuk dikembangkan di Bali.

Sosok I Ketut Purnama ini, mungkin bisa menjadi salah satu inspirasi bagi kita. Skalanya memang belum konglomerat, tapi daya tahannya sebagai pelaku usaha, patut kita teladani. Kenapa? "Karena ada banyak orang di sekitar saya, yang membutuhkan sumber penghidupan," ujar Bli Ketut, dengan penuh senyum. Luar biasa.

Bogor, 13 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun