Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Revitalisasi TIM dalam Bingkai Ismail Marzuki dan Gus Dur

11 April 2022   01:14 Diperbarui: 12 April 2022   02:30 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari menjelang Ramadhan, saya berbincang tentang TIM dengan penyair Nanang Ribut Supriyatin. Ia Juara I Lomba Cipta Puisi Kenangan Tentang TIM. 

Nanang beberapa kali menyebut Gus Dur, Abdurrahman Wahid. "Gus Dur itu tokoh panutan bagi para seniman," ujar Nanang. Apa korelasinya dengan Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM)?

Revitalisasi Fisik, Sekaligus Revitalisasi Spirit

Kami berbincang pada suatu sore, dalam kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. 

Persisnya, hanya beberapa langkah dari Toko Buku Bengkel Deklamasi milik penyair sekaligus deklamator ulung, Jose Rizal Manua. Bengkel Deklamasi-lah yang menjadi penyelenggara Lomba Cipta Puisi Kenangan Tentang TIM tersebut.

Jose Rizal Manua menjadi Ketua Dewan Juri lomba itu, bersama Acep Zamzam Noor dan Sunu Wasono. "Puisi karya Nanang menunjukkan, bahwa ia adalah penyair yang paling paham tentang TIM, dibanding puisi karya peserta lainnya," ungkap Jose Rizal Manua, beberapa saat sebelum saya berbincang-bincang dengan Nanang Ribut Supriyatin.

Lomba Cipta Puisi tersebut, diikuti oleh 417 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Juga, dari luar Indonesia, di antaranya berasal dari Malaysia dan negara-negara Asean lainnya. 

Sebagai Juara I lomba itu, Nanang Ribut Supriyatin tentulah menjadi sosok yang kompeten untuk bicara tentang perjalanan TIM, sekaligus tentang Revitalisasi TIM.

Rayuan Pulau Kelapa di Taman Ismail Marzuki, itu judul puisi Nanang Ribut Supriyatin yang memenangkan lomba tersebut. "Rayuan Pulau Kelapa adalah lagu ciptaan Ismail Marzuki, yang namanya diabadikan sebagai pusat kesenian ini," tutur Nanang Ribut Supriyatin.

Nanang (tengah) bersama Sutradara Guntoro Sulung (kiri) dan Moktavianus Masheka, Ketua Peringatan Satu Abad Chairil Anwar (kanan). Foto: Dok. Nanang
Nanang (tengah) bersama Sutradara Guntoro Sulung (kiri) dan Moktavianus Masheka, Ketua Peringatan Satu Abad Chairil Anwar (kanan). Foto: Dok. Nanang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun