TERAS CAF 2021 menjadi ajang balap sepeda gunung paling keren. Tiga hari berturut-turut, Jumat-Sabtu-Minggu, 1-2-3 Oktober 2021, hutan pinus Cikole Lembang sangat meriah. Cikole memang tempat favorit para pebalap sepeda gunung, khususnya untuk kategori balap sepeda downhill.
18 Kilometer, 300 Pebalap
Kawasan hutan pinus Cikole Lembang tersebut, boleh dibilang menjadi surga bagi para pesepeda gunung. Kontur tanah hutan itu relatif ideal untuk memacu adrenalin. Panoramanya eksotik, karena ribuan pinus menjulang tinggi, tegak lurus menuding langit. Secara udara ya pastilah keren banget.
Karena, kawasan Cikole ini merupakan wilayah di kaki Gunung Tangkuban Perahu. Ketinggiannya 1.400 meter di bawah permukaan laut (dpl), dengan udara sejuk bersuhu 20 derajat. Berlama-lama di sana, tentu saja asyik. Apalagi sembari menyaksikan para pebalap sepeda downhill beraksi. Surga pesepeda ini dikenal sebagai Cikole Bike Park. Â
Lokasi ajang balap itu sekitar 18 kilometer dari pusat kota Bandung, Jawa Barat. Dalam tiga hari tersebut, lebih dari 300 pebalap dibawa dengan mobil pickup terbuka ke puncak bukit. Satu per satu pebalap bertarung menjadi yang tercepat, dari tempat start di puncak bukit, hingga finish di kaki bukit.
Mereka melintasi track yang menantang. Ada lintasan berbatu. Berpasir. Bertanah. Juga, lintasan sempit dengan akar-akar pohon yang melintang. Ditambah lagi dengan tikungan-tikungan tajam serta turunan yang mendebarkan. Semua itu menguji ketangkasan para pebalap.
Yang terjatuh dan terjerembab karena tak mampu mengendalikan sepeda, tentu saja ada. Sungguh mendebarkan. Mereka tak menyerah. Mereka bangkit dan kembali berjuang menaklukkan tantangan demi tantangan. Para pebalap downhill tersebut benar-benar petarung.
Meski track menurun tajam, para pebalap tanpa henti menggenjot pedal. Mereka tak hanya menurun mengikuti grafitasi. Mereka ingin menjadi yang tercepat tiba di finish. Itulah spektakulernya balap sepeda gunung downhill. Panjang track di ajang TERAS CAF 2021 adalah 1,8 kilometer, dengan beragam tantangan di sepanjang lintasan.
300 pebalap bersaing ketat. Sebagian besar mencatatkan waktu di kisaran 3 menit. Bahkan, banyak pebalap yang mampu melibas track 1,8 kilometer tersebut dengan catatan waktu kurang dari 3 menit. Kecepatan pebalap rerata 30-50 kilometer per jam. Dengan kecepatan demikian, mereka menerabas track yang membentang di hutan pinus Cikole, Lembang.
Sebelum memasuki area balapan, tiap pebalap menyiapkan sepeda mereka sebaik-baiknya. Salah satu poin yang dikontrol adalah tekanan angin pada ban sepeda. Karena, tekanan angin tersebut berkorelasi dengan kelenturan serta keandalan ban menghadapi berbagai rintangan.
Tekanan angin ban depan dengan ban belakang, tentu saja berbeda, sesuai dengan tantangan yang akan dihadapi. Ban depan, misalnya, akan lebih sering menghadapi benturan. Sebaliknya, ban belakang harus menyangga tubuh sang pebalap. Artinya, ban belakang harus andal menahan beban yang cukup berat, ketika terhempas di medan track yang mendebarkan.