[caption id="attachment_338603" align="aligncenter" width="617" caption="Dalam buku 180 halaman ini, Yansen menguraikan strateginya memotivasi orang desa untuk membangun desa. Mereka adalah orang-orang yang kuat dan mandiri, yang mampu mengolah desa mereka menjadi mandiri. Foto: koleksi pribadi"][/caption]
Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)
Revolusi dari Desa adalah revolusi kehidupan. Orang desa yang selama ini dianggap rendah secara pendidikan dan dianggap lemah secara finansial, justru menjadi sumber kekuatan bagi Yansen, Bupati Malinau, Kalimantan Utara.
Yansen tentu saja bukan sedang bergurau. Tiap kali naik bajaj di Jakarta, ia selalu menanyakan daerah asal sang supir bajaj. Begitu juga bila naik taksi. Demikian pula bila sedang berbelanja di mini market. Semua mengaku berasal dari Tegal, Sumedang, Madiun, Probolinggo, dan sejumlah desa lain di Pulau Jawa.
Yansen mengambil kesimpulan sementara bahwa yang menggerakkan perekonomian kota adalah orang-orang desa. Artinya, orang desa punya kemampuan, memiliki skill. Nah, bila kemampuan mereka diimplementasikan di desa, tentu perekonomian desa akan tumbuh. Desa akan menjadi kuat secara ekonomi serta sejahtera secara sosial. Realitas inilah yang menjadi titik awal Dr. Yansen Tipa Padan, M.Si merumuskan Revolusi dari Desa.
[caption id="attachment_338599" align="aligncenter" width="588" caption="Berbekal pengalaman menjadi birokrat sekitar 26 tahun di pemerintahan, Yansen memahami sepenuhnya, bagaimana berinteraksi dengan rakyat. Karena itulah, ia percaya pada kekuatan rakyat yang tinggal di pedesaan. Foto: repro dari buku Revolusi dari Desa."]
Membangun Orang Desa
Spirit untuk membangun desa haruslah dimulai dari membangun orang desa. Membina orang desa, mendidik orang desa. Ini disadari benar oleh Yansen. Spirit serta kesadaran inilah yang kemudian dijabarkan Yansen dengan detail dan gamblang dalam buku Revolusi dari Desa. Buku 180 halaman ini ditulis oleh Yansen, dengan editor Dodi Mawardi, dan diterbitkan tahun 2014 ini oleh Elex Media Komputindo, Kelompok Kompas Gramedia.
Yansen mendeskripsikan Kabupaten Malinau di halaman 27, sebagai wilayah yang memiliki potensi alam yang sangat besar, baik dalam jumlah maupun keanekaragamannya. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya dikelola secara baik. Memang, ada beberapa potensi yang telah dikelola, seperti batu bara dan kayu produktif. Namun, hal tersebut tidak dapat sepenuhnya diandalkan menjadi kekuatan ekonomi rakyat.
Berbekal pengalaman menjadi birokrat sekitar 26 tahun di pemerintahan, Yansen kemudian terpilih menjadi Bupati Malinau untuk periode 2011-2016. Dengan kajian mendalam, ia kemudian merumuskan visinya membangun kemandirian Malinau dengan Gerakan Desa Membangun (Gerdema). Jelas sekali bahwa titik sentralnya adalah desa dan orang desa menjadi lokomotif, berada di barisan paling depan untuk memandirikan desa.