Senin (17/8/2015) di InterContinental Jakarta MidPlaza Hotel, Leontinus Alpha Edison, COO Tokopedia, mengatakan, pihaknya sedang melakukan uji coba pengiriman barang dengan layanan GoJek. Minggu (16/8/2015) di sejumlah wilayah Jakarta terpasang beberapa spanduk yang menolak kehadiran GoJek maupun GrabBike. Di antaranya, di kawasan Rawajati dan kawasan Siaga Raya, Jakarta Selatan. Ada peluang, ada tantangan. Inilah dinamika bisnis. Foto: kompas.com dan kaskus.id Â
Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)
Basis bisnis GoJek, sesungguhnya bukan transportasi, tapi teknologi informasi. Intinya: komunikasi. Dan, Nadiem Makarim nampaknya memahami betul hakekat komunikasi. Ia tahu, bagaimana menempatkan diri: merangkul pesaing untuk bersinergi. Â
Nadiem Makarim adalah founder dan CEO GoJek. Ia mengadakan rekruitmen massal di Hall A Stadion Basket, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, sejak Selasa (11/8/2015) hingga Jumat (14/8/2015). Setiap hari pendaftar diperkirakan 4.000 orang. Pada saat yang sama, pada Rabu (12/8/2015), pesaingnya, GrabBike, juga melakukan aktivitas serupa di kawasan yang sama, di Plaza Barat, Gelora Bung Karno. Meski kuota pelamar hanya 2.500-3.000 orang, pendaftar mencapai 5.000 orang. Manajemen GoJek nampaknya tidak khawatir melakukan rekruitmen massal bersamaan di kawasan yang sama dengan pesaingnya, GrabBike. Apa yang bisa kita cermati dari langkah GoJek ini?
Meredam Tumbuhnya Konflik
Dengan sikap yang demikian, kita tahu, bahwa manajemen puncak GoJek, sejak awal, tidak ingin menghembuskan napas persaingan, tidak ingin menumbuhkan adanya lawan. Malah, dalam sambutannya di Gelora Bung Karno, Nadiem Makarim dengan sengaja dan terang-terangan mengajak driver dari pesaingnya, GrabBike, untuk bergabung bersama GoJek. Selain itu, ia mengaku senang, jika ada kompetitor serupa, yang juga berasal dari lokal, yang hendak memasuki lini bisnis yang sama.
Sikap Nadiem Makarim tersebut, menunjukkan kepada kita, bahwa ia tengah membangun kebersamaan, menumbuhkan rasa persaudaraan antar sesama driver, baik yang bernaung di bawah bendera GoJek maupun di GrabBike. Rasa persaudaraan itulah yang sempat diusik oleh sejumlah pengojek pangkalan, dengan, misalnya, memusuhi mereka yang bergabung dengan GoJek maupun GrabBike. Padahal, pada dasarnya, manajemen GoJek maupun GrabBike, adalah fasilitator, yang memfasilitasi pertemuan calon penumpang dengan driver, melalui perangkat teknologi informasi.
Driver bukanlah karyawan GoJek maupun GrabBike, dalam artian harfiah tentang konsep karyawan yang kita pahami selama ini. Model hubungan driver dengan kedua brand tersebut, juga bukan hubungan atasan-bawahan. Dengan kata lain, para driver di GoJek, bukanlah anak buah Nadiem Makarim, meski Nadiem Makarim adalah founder dan CEO GoJek. Jadi, driver GrabBike bisa bergabung dengan GoJek, demikian pula sebaliknya. Bahkan, bukan tidak mungkin, ada driver yang bernaung di keduanya sekaligus.
Dengan sikap yang tidak menumbuhkan lawan, bahkan dengan tangan terbuka menyambut pesaing, Nadiem Makarim sesungguhnya telah meredam timbulnya sikut-sikutan di jalanan antar sesama driver. Ini merupakan strategi yang positif, agar para driver konsentrasi pada pelayanan kepada penumpang. Mereka tidak perlu buang energi untuk bertengkar atau bersengketa, apalagi sampai mem-block area dan kawasan tertentu, sebagaimana perilaku yang kerap ditunjukkan para pengojek pangkalan.
Momentum Agustus, Momentum Kebangsaan