[caption id="attachment_362967" align="aligncenter" width="600" caption="CEO Indosat, Alexander Rusli, dalam pertemuan dengan sejumlah media di pulau Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat, Jumat (24/4/2015), mengatakan, akhir April 2015, Indosat 4G LTE akan diluncurkan di Bali. Selain di Bali, peluncurannya akan dilakukan serentak di Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Jumat (17/4/2015) sebelumnya, Indosat dengan Facebook meluncurkan Internet.org, yang memungkinkan pelanggan Indosat menggunakan internet secara gratis. Foto: trenologi.com dan kontan.co.id"][/caption]
Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)
Pelanggan Indosat 63,2 juta tapi 70 persen dari mereka masih memakai feature phone. Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 55,2 juta tapi baru sekitar 0,15 persen dari mereka yang sudah mempromosikan produk secara online. Dalam konteks marketing, bagaimana menyikapi realitas tersebut?
Sebagai case study, ini menarik. Karena, realitas itu menunjukkan bahwa sebagian besar pelanggan Indosat, belum menggunakan smartphone. Artinya, mereka masih mengandalkan voice dan short message service (sms) dalam berkomunikasi. Artinya juga, mereka bukan bagian dari 83,7 juta pengguna internet di Indonesia. Bagaimana profil socio-economic mereka?
Sementara, pada saat yang sama, Indosat sudah melompat dari teknologi 3G ke jaringan 4G. Di industri telekomunikasi, Telkomsel dan XL sudah lebih dulu meluncurkan jaringan 4G. Bagaimana Indosat memenangkan hati pelanggannya yang sebagian besar masih non-internet tersebut? Bagaimana strategi Indosat mengajak jutaan pelanggannya migrasi dari komunikasi voice dan sms ke komunikasi data?
Memahami untuk Mengedukasi
Secara bisnis, 63,2 juta pelanggan yang sudah dihimpun Indosat selama ini, tentulah sebuah prestasi. Kepercayaan publik sudah tinggi. Loyalitas mereka pun sudah diakui. Saat korporasi memutuskan untuk melangkah ke 4G, Indosat tentulah sudah berhitung efek positif serta dampak negatifnya. Juga, sudah mempertimbangkan toleransi masa transisi dari proses migrasi tersebut.
Apa yang diungkapkan Presiden Direktur Indosat, Alexander Rusli, dalam diskusi dengan media pada Jumat (24/4/2015) sore lalu, menunjukkan bahwa Indosat mengenal betul profil pelanggan mereka. Alexander Rusli dengan clear menceritakan bahwa dari 70 persen pelanggan yang masih memakai feature phone tersebut, sebagian besar adalah pelanggan di daerah yang belum melek internet.
Karena itu, Alexander Rusli mencanangkan, “Strateginya bukan dari pusat ke daerah, tapi dari daerah yang dijabarkan oleh pusat," katanya. Pilihan pendekatan yang mengacu pada kearifan lokal ini, adalah sesuatu yang patut kita cermati. Kongkritnya, Indosat menggeber jaringan 4G di empat kota besar: Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Bali yang kemudian dijadikan sebagai tempat launching alias peluncuran teknologi 4G. Setelah jaringan 4G siap, Indosat mengedukasi para pelanggan untuk memanfaatkannya.
Caranya? Indosat bekerjasama dengan Facebook, kemudian meluncurkan Internet.org. Melalui layanan ini, pelanggan Indosat dengan leluasa bisa menggunakan internet seperti facebook, secara gratis. Setahap demi setahap, pengguna feature phone diharapkan akan lebih sering terkoneksi dengan internet. "Lama-lama, mereka akan lapar main internet. Nah, kalau mereka mau mengeksplorasi lebih jauh, ya harus menggunakan smartphone," tutur Alexander Rusli.
[caption id="attachment_362971" align="aligncenter" width="600" caption="Foto kiri: Universitas AKI (Unaki) Semarang bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah, menyelenggarakan Workshop Pengembangan Marketing Online Lanjutan Bagi UKM Provinsi Jawa Tengah. Foto kanan: Pelatihan dasar internet bagi pelaku UMKM di Sudut Baca Soreang (SBS), Kompleks Griya Bunga Asri, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pelatihan tersebut untuk membantu meningkatkan pemasaran produk UMKM secara online melalui jaringan internet. Foto: aptikom.or.id dan pikiran-rakyat.com"]