Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, selalu ramai oleh keluarga yang membawa anak-anak. Pada sore hari Sabtu dan Minggu, mereka bersiap kembali ke rumah masing-masing dengan commuter line, setelah menikmati liburan di Kebun Binatang Ragunan, sekitar 3 kilometer dari Pasar Minggu. Dari stasiun, mereka bisa langsung ke Ragunan dengan angkutan kota warna merah nomor S-15A. Kembali ke stasiun juga dengan angkutan yang sama. Foto: isson khairul
Tiap weekend, commuter line penuh dengan keluarga.Celoteh anak-anak terdengar riang di mana-mana. Di stasiun maupun dalam kereta. Ini momen yang positif untuk membiasakan anak menikmati transportasi publik.Â
Liburan itu mahal. Tapi, commuter line menjadikan biaya liburan terjangkau. Bahkan, oleh keluarga pedagang sayur gerobakan sekalipun. Kang Asep, contohnya. Hari Sabtu (7/5/2016), ia dengan istri dan dua anak, asyik menikmati liburan di Kota Tua, Jakarta Kota. Perbekalan lauk-pauknya lengkap. Tikar plastik pun ia bawa serta. Keluarga pedagang sayur gerobakan dari Bogor, Jawa Barat, ini hanya merogoh kocek Rp 40.000 untuk ongkos Bogor-Jakarta Kota pulang-pergi, untuk empat orang. Dengan anggaran liburan Rp 150.000, kedua anak Kang Asep puas bermain dengan sepeda sewaan. Termasuk jajan sejumlah camilan di sana.
Berkat Transportasi Publik
Kang Asep hanya salah satu contoh yang menunjukkan, betapa transportasi publik yang teratur serta terjangkau, telah memberi dampak positif kepada orang kebanyakan. Dalam hal ini, transportasi kereta commuter line yang terkait dengan liburan. Pada Jumat-Sabtu (6-7/5/2016), saya mengamati situasi di tiga tempat. Pertama, di Stasiun Pasar Minggu. Stasiun ini adalah tempat transit favorit untuk mereka yang hendak berlibur ke Kebun Binatang Ragunan. Dari stasiun, mereka cukup menyeberang jalan, kemudian naik angkutan kota (angkot) warna merah nomor S-15A, langsung menuju Ragunan.
Itu rute perjalanan ke Kebun Binatang Ragunan yang praktis dan murah-meriah. Bagi yang ingin melanjutkan perjalanan dengan taksi, lebih baik turun di Stasiun Tanjung Barat. Kemudian, naik jembatan penyeberangan ke arah barat. Nah, di sana sudah menunggu sejumlah taksi yang bisa digunakan untuk menuju Ragunan. Harap diingat, dari Tanjung Barat, tidak ada angkutan umum lain yang menuju Ragunan, selain taksi. Untuk kembali dari Ragunan ke stasiun dengan taksi, tidak praktis ke Tanjung Barat. Karena, rutenya jadi berliku-liku dan lebih jauh. Lebih baik ke Stasiun Pasar Minggu.
Tempat kedua yang saya amati pada Jumat-Sabtu (6-7/5/2016) itu adalah Stasiun Depok Baru. Mereka yang hendak berwisata ke Masjid Kubah Emas, memang idealnya transit di stasiun ini. Pilih keluar stasiun melalui pintu barat. Di luar pagar stasiun, sudah menunggu sejumlah angkot yang siap ditumpangi. Pertama, naiklah angkot warna biru nomor D-03 jurusan Depok-Parung, kemudian turun di Parung Bingung. Kedua, lanjutkan dengan naik angkot yang juga warna biru nomor D-102 jurusan Parung Bingung-Pondok Labu, turun di depan gerbang Masjid Kubah Emas. Untuk kembali ke Stasiun Depok Baru, gunakan cara yang sama, dengan arah sebaliknya.
Dari contoh akses wisata ke Kebun Binatang Ragunan dan ke Masjid Kubah Emas di atas, kita bisa melihat, betapa keberadaan commuter line telah memudahkan mereka yang hendak bepergian ke kedua tempat tersebut. Commuter line memungkinkan banyak keluarga berwisata dengan ongkos yang murah-meriah, meski membawa serta anak-anak. Apalagi seluruh rute commuter line telah terkoneksi satu sama lain, hingga memudahkan pengguna melakukan transit, tanpa harus keluar stasiun. Karena itulah, dari pengamatan saya, jaringan kereta ini telah menjadi andalan keluarga untuk berwisata ketika weekend. Â Â
Wisata Dekat Stasiun