Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Integrasi Digital, Sistem Keren RSDC Wisma Atlet

20 Februari 2021   13:19 Diperbarui: 20 Februari 2021   13:22 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Ini rumah sakit terbesar di Indonesia, bahkan terbesar di Asia Tenggara. Dengan visi digital, Mayjen TNI Tugas Ratmono berhasil mengelola RSDC Wisma Atlet Kemayoran, menjadi acuan pengelolaan rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19 di tanah air.


Integrasi Digital Jadi Kunci

Karena ini rumah sakit terbesar, maka integrasi digital menjadi salah satu kunci penting. Mayjen TNI Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, merumuskan serta mengeksekusi visi digital tersebut sejak awal. Dimulai dengan membangun sistem informasi untuk meng-input data pasien secara digital, sejak tiap pasien Covid-19 masuk ke RSDC Wisma Atlet. Kemudian dilanjutkan dengan sistem untuk meng-input kondisi kesehatan pasien secara detail, setelah menjalani pemeriksaan awal di instalasi gawat darurat RSDC.

Tak hanya sampai di situ. Mayjen TNI Tugas Ratmono kemudian mengeksekusi sistem informasi berbasis digital di Divisi Psikologi, Divisi Gizi, Divisi Psikiater, serta di sejumlah divisi lainnya. Tahap selanjutnya, Mayjen TNI Tugas Ratmono mengintegrasikan sistem di semua divisi yang ada di RSDC Wisma Atlet, dalam konteks manajemen kerumahsakitan. Dengan demikian, antar divisi bisa leluasa saling men-support melalui aplikasi berbasis digital.

Contoh alur kongkrit sistem digital tersebut, begini. Seorang pasien Covid-19 yang mengidap penyakit diabetes, misalnya, akan dibuatkan menu untuk meningkatkan imunitasnya, tapi komposisi menunya dirancang agar sekaligus menjaga kadar gula darahnya. Kita tahu, diabetes adalah penyakit kronis, yang ditandai dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah seseorang.data

Divisi Gizi merespon berdasarkan informasi data pasien di aplikasi digital RSDC Wisma Atlet. Pada saat yang sama, Divisi Logistik juga merespon pengadaan bahan baku pangan untuk kebutuhan Divisi Gizi. Contoh ini setidaknya bisa menggambarkan, bagaimana manajemen Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran memanfaatkan teknologi informasi berbasis digital, agar operasional RSDC Wisma Atlet berlangsung efektif dan efisien.

"Dukungan teknologi informasi berbasis digital tersebut, sangat kami butuhkan. Ribuan pasien Covid-19 yang dirawat di sini, dengan berbagai spesifikasi pada tiap pasien, tentu sangat lamban bila dilakukan secara manual. Nah, dengan aplikasi digital yang terintegrasi, kami dari waktu ke waktu terus meningkatkan pelayanan terhadap pasien," ujar Mayjen TNI Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Sistem Digital Rumah Sakit

Beruntung, sistem informasi digital Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, di-support oleh tim Informasi Teknologi (IT) dari Valista. Perusahaan spesialis IT Rumah Sakit ini dikomandani oleh Ivan J. Kristanto dan Lianto Goenadi. Kedua sosok tersebut masih muda sekaligus memiliki visi yang jauh ke depan, dalam konteks manajemen kerumahsakitan berbasis teknologi informasi.

"Kami merancang sistem IT untuk RSDC ini secara single entry," tutur Lianto Goenadi. "Itu untuk menjaga agar tiap data yang di-input tenaga kesehatan, tinggi tingkat akurasinya. Selain itu, untuk memudahkan tenaga kesehatan di tiap lini beradaptasi dengan sistem yang kami ciptakan," lanjut Lianto Goenadi panjang-lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun