Tim kerja di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet melakukan seluruh aktivitas secara digital. Dengan demikian, klarifikasi data serta singkronisasi data, bisa dilakukan secara cepat dan akurat. Semua itu akan memberikan keleluasaan kepada para peneliti untuk mengolah data berbasis digital. Foto: isson khairul
Pada Kamis (08/10/2020) itu, Mayjen Tugas Ratmono memberikan pengarahan secara cermat dan detail kepada tim kerja Unit Riset. Ada beberapa hal yang langsung dikoreksi oleh Mayjen Tugas Ratmono, ketika tabulasi data itu ditampilkan di layar monitor komputer. Dengan saksama, ia menjelaskan serta merincikan argumentasinya.
Dalam hal ini, Mayjen Tugas Ratmono bukan hanya kompeten melakukan koreksi selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet. Tapi, secara keilmuan, ia memiliki kompetensi yang lebih dari cukup untuk hal tersebut. Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H adalah Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Artinya, secara keilmuan maupun secara jabatan, Mayjen Tugas Ratmono memiliki otoritas untuk mendirikan serta mengembangkan Unit Riset Covid-19 ke arah yang lebih jauh. Boleh jadi, Unit Riset ini akan menjadi pusat data terpadu pasien Covid-19 di Indonesia. Secara skala data, agaknya, tidak ada tempat lain di Indonesia yang memiliki data medis dan psikis hingga 13.000 pasien Covid-19.
Mayjen Tugas Ratmono memberikan arahan ke masing-masing tim kerja di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet, secara detail dan cermat. Tujuannya, antara lain, untuk memastikan kompetensi tiap sumber daya manusia di unit tersebut, relevan dengan arah pengembangan Unit Riset ke depan. Foto: isson khairul
Karena itulah, Unit Riset Covid-19 tersebut patut dicatat sebagai track record baru RSDC Wisma Atlet, di bawah kepemimpinan Mayjen Tugas Ratmono. Pada Kamis (08/10/2020) itu, ia memberikan arahan ke masing-masing tim kerja Unit Riset. Pertama, untuk memastikan kompetensi tiap sumber daya manusia di unit tersebut. Kedua, untuk menanamkan kesadaran, bahwa akurasi serta relevansi data adalah dua komponen utama di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet.
Lebih dari 30 Proposal Riset
Keberadaan Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet tersebut, langsung mendapat sambutan dari berbagai pihak yang relevan. Antara lain, dari institusi Departemen Kesehatan (Depkes), TNI, Polri, LIPI, serta dari sejumlah perguruan tinggi seperti UI, UGM, Unpad, Unhas, dan Unair. Saat ini, sudah masuk lebih dari 30 proposal riset dari berbagai lembaga tersebut ke Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet.
Bukan hanya itu. Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) juga sudah mengajukan 17 topik penelitian. Mayjen Tugas Ratmono tentu saja mengapresiasi antusiasme sejumlah lembaga itu. Ia menilai, hal tersebut merupakan bagian dari gerakan untuk mempercepat penanganan Covid-19 secara nasional.
Dari kiri ke kanan: Isson Khairul, Mayjen Tugas Ratmono, dan Sekretaris Unit Riset, Dokter Ade Yoska Tilla Serihati. Melalui Unit Riset ini, tercermin visi jangka pendek, jangka menengah, serta jangka panjang Mayjen Tugas Ratmono dalam konteks percepatan penanganan Covid-19 secara nasional, serta kontribusi yang lebih luas untuk bidang ilmu pengetahuan. Foto: isson khairul
"Hasil penelitian yang akurat diharapkan bisa mempercepat penyelesaian masalah Covid-19, baik secara nasional maupun internasional," ungkap Mayjen Tugas Ratmono, yang membuka kesempatan kepada berbagai pihak yang relevan, untuk memanfaatkan data-data Covid-19 yang ada di Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet.
Mayjen Tugas Ratmono menuturkan, kesempatan tersebut terbuka untuk peneliti dari institusi maupun peneliti personal, antara lain, dokter umum, dokter paru, spesialis penyakit dalam, radiologi, psikiatri, dan psikologi. Dengan kata lain, Unit Riset Covid-19 RSDC Wisma Atlet sekaligus ditujukan untuk pengayaan khazanah keilmuan.
Dalam hal ini, Unit Riset tersebut memiliki tujuan jangka pendek, jangka menengah, serta jangka panjang. Semua itu mencerminkan visi Mayjen Tugas Ratmono dalam konteks percepatan penanganan Covid-19 secara nasional, serta memberikan kontribusi yang lebih luas untuk bidang ilmu pengetahuan.
Jakarta 09-10-2020
Lihat Healthy Selengkapnya