Jokowi Ingin Rangkul Warga Papua dan Papua Barat dengan Pendekatan Kesejahteraan. Itulah content yang dilansir papua.tribunnews.com, pada Kamis (22/08/2019) pukul 11:33. Merangkul serta menyejahterakan tentulah langkah yang positif, karena warga Papua dan Papua Barat adalah saudara kita.
Mahasiswa dalam Asrama
Kita tahu, reaksi Joko Widodo tersebut adalah bagian dari upaya untuk meredakan situasi. Itu bermula dari peristiwa pada Sabtu (17/08/2019), ketika 43 mahasiswa Papua dibawa ke Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur, dari Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya. Polisi membawa mereka, untuk mendalami kasus perusakan dan pembuangan bendera Merah Putih ke dalam selokan, yang diduga dilakukan oleh oknum mahasiswa Papua.
Bacalah Polisi Angkut Paksa 43 Orang dari Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya yang dilansir kompas.com pada Sabtu (17/08/2019) pukul 20:37 WIB. Itu adalah 1 dari 3 content tentang peristiwa di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya, yang dilansir kompas.com pada Sabtu (17/08/2019) tersebut. Pada hari itu, ada 13 content tentang Papua, dari 338 total content di kompas.com.
Esoknya, pada Minggu (18/08/2019) pukul 21:04 WIB, saya mem-posting tulisan Ingat Christian Ansaka, Sahabat Saya dari Papua di Kompasiana. Tulisan itu tentang persahabatan serta persaudaraan saya dengan Christian Ansaka, yang berasal dari Papua. Tiga hari kemudian, pada Rabu (21/08/2019) pukul 00:39 WIB, Kompasiana melansir Topik Pilihan: Kita Semua Bersaudara.
Kemudian, pada Kamis (22/08/2019) pukul 11:33, papua.tribunnews.com melansir Jokowi Ingin Rangkul Warga Papua dan Papua Barat dengan Pendekatan Kesejahteraan. Setidaknya, semua itu menggugah kita untuk kembali memaknai, betapa pentingnya merawat persahabatan serta persaudaraan, dengan saudara kita yang berasal dari Papua.
Dalam Polisi Angkut Paksa 43 Orang dari Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya di atas, kita bisa mencermati, ada penembakan gas air mata, ada menjebol pintu pagar asrama, dan ada angkut paksa. Itu kan asrama mahasiswa yang dihuni oleh mahasiswa. Mereka datang dari Papua ke Surabaya, tentulah untuk belajar, untuk menimba ilmu. Patut kah tindakan yang demikian ditimpakan kepada mereka selaku mahasiswa?
Menurut saya, penembakan gas air mata, menjebol pintu pagar asrama, dan angkut paksa jauh dari rasa persaudaraan. Apalagi mereka sedang berada dalam asrama, bukan di jalanan. Dalam content yang dilansir kompas.com tersebut, saya tidak menemukan tindakan mahasiswa Papua itu, yang mencederai orang lain.
Mencederai Hari Kemerdekaan
Pada Kamis (22/08/2019) pukul 15:01 WIB, kompas.com melansir Jokowi Minta Panglima Tindak Oknum Anggota TNI yang Rasis ke Mahasiswa Papua dan pada Jumat (23/08/2019) pukul 11:17 WIB, kompas.com juga melansir Menanti Polri Usut Aksi Rasisme ke Mahasiswa Papua Sesuai Perintah Jokowi... Kedua content tersebut menunjukkan kepada kita bahwa memang telah terjadi tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya.
Dengan demikian, selain penembakan gas air mata, menjebol pintu pagar asrama, dan angkut paksa, juga ada aksi rasisme terhadap mahasiswa Papua di asrama tersebut. Semua perlakuan itu tentulah sangat jauh dari rasa persaudaraan. Dan, semua itu terjadi pada Sabtu (17/08/2019), di saat kita semua sedang merayakan Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan.