Maka, ketika duduk di bangku kayu tersebut, kita akan dihibur oleh kicauan burung-burung. Alangkah bermanfaat sang pohon bagi publik. Padahal, kalau mau, pohon itu bisa ditebang saja. Seperti petikan di cuitan Widha Karina: "Gitu doang kok. Gampang kan?" Ya, memang gampang menebang pohon itu. Tapi, petugas stasiun tak mau menggampangkan sang pohon. Tak meremehkan keberadaan sang pohon.
Petugas stasiun nampaknya mengerti bahwa pohon itu dibutuhkan. Setidaknya, oleh warga sekitar, sekadar tempat untuk berlindung dari terik matahari. Meski hanya sebatang, keberadaan pohon itu sama sekali tidak dipandang remeh. Tidak dengan gampang ditebang. Ini menjadi penanda bagi kita, bahwa untuk bisa mengerti sesuatu, ya cobalah pertimbangkan dari sisi orang lain.
Tentu kurang elok, kalau semua kita ukur dengan ukuran yang kita punya. Karena dalam kenyataannya, ukuran baju kita saja belum tentu cocok untuk orang lain. Sebaliknya pun demikian. Berbeda ukuran, berbeda takaran, juga berbeda sudut pandang, bukan otomatis kita lebih hero dari yang lain. Bukan dengan serta-merta kita bisa leluasa berkata: "Gitu doang kok. Gampang kan?"
isson khairul --dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 14 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H