Jumat (09/08/2019), Agus Blues Asianto bertemu dengan sejumlah turis Arab di Taman Nasional Gede-Pangrango. Ini bagian dari jelajah 11 Taman Nasional sepanjang Jawa-Bali, yang dilakukannya. Ia sendirian, menjelajah dengan motor sport Cleveland. Ya, benar-benar sendirian, untuk menempuh jarak 3.700 km Jakarta-Bali pulang-pergi.   Â
Gede-Pangrango Tanpa Hujan
Agus Blues Asianto adalah jurnalis senior. Ia mantan jurnalis Tabloid Nova, salah satu media dalam kelompok Kompas-Gramedia. Dan, Taman Nasional Gede-Pangrango yang berada di kawasan Puncak, Cianjur, Jawa Barat, adalah taman nasional pertama, dari 11 lainnya, yang akan ia jelajahi. Taman nasional ini merupakan destinasi favorit warga Jakarta. Selain karena jaraknya tak jauh, sekitar 85 km dari Jakarta, di sini ada Kebun Raya Cibodas, area wisata keluarga yang sungguh mengesankan.
Malam sudah agak larut, ketika Agus Blues Asianto tiba di kawasan Cibodas. Penanggalan belum berganti, masih Kamis (08/08/2019). Sebagai lelaki yang sangat akrab dengan alam, ia langsung mencium aroma debu yang membubung ke udara. Bukan aroma asap knalpot kendaraan yang selama ini menguasai jalan raya. Tapi aroma tanah, bau tanah yang mengering.
Ada apa? Ternyata, sudah lebih dari sebulan ini, hujan tak pernah turun di kawasan Cibodas, yang menjadi bagian dari Taman Nasional Gede-Pangrango. Gunung Gede dan Gunung Pangrango memang masih menjulang tinggi. Dari kejauhan, kedua gunung tersebut memang masih nampak hijau. Namun, di wilayah kaki kedua gunung itu, khususnya kawasan Cibodas, tanah-tanah sudah mulai mengering.
Itu dalam kondisi normal. Itulah habit cuaca di Cibodas selama ini. Nah, bisa dibayangkan kini, seperti apa kondisi tanah di sana, yang sudah sebulan lebih, tak pernah tersentuh hujan. Tak pernah disirami langit. Agus Blues Asianto tercenung. Pikirannya menerawang ke para petani sayur Cibodas, yang sepanjang usia, mereka menggantungkan hidup dari bertanam sayur.
Tentu mereka harus bekerja lebih keras lagi, menghadapi musim kering ini. Secara administratif, kawasan Cibodas yang berada di kaki Gunung Gede-Pangrango tersebut, merupakan Desa Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Sayuran merupakan tanaman utama para petani Cibodas dan para petani di Kabupaten Cianjur secara keseluruhan. Dinas Pertanian Cianjur mencatat, luas lahan sayuran di kabupaten itu mencapai 17.000 hektar.
Air Bening Mengaliri HidupÂ
Umumnya, para petani Cibodas dan para petani di Kabupaten Cianjur, menanam cabai, bawang daun, wortel, tomat, buncis, kol, pepaya, dan jagung manis. Komoditas sayur segar tersebut, selain untuk memenuhi kebutuhan warga Cianjur, sebagian besar disuplai ke pasar-pasar yang ada di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) dan Bandung. Artinya, hujan sangat diharapkan para petani itu, untuk membasahi lahan pertanian mereka.