Sekali lagi, Arswendo tidak hanya luwes berbuat baik kepada para penulis seperti kepada Butet Kartaredjasa, Hilman Hariwijaya, dan yang lainnya. Ia juga telaten berbuat baik kepada mereka yang men-support aktivitas menulis. Salah satunya kepada Sules Ningrum, bagian dokumentasi di media yang dikelola Arswendo.
Ketika itu, kami bertiga [saya, Thamrin Sonata, Marcel Hartawan] sedang berbincang ringan di pelataran Gereja Santo Matius Penginjil. Seorang ibu kemudian datang mendekat, lalu langsung menggenggam tangan Marcel Hartawan. Air matanya langsung menetes, membasahi pipinya. Ia kian erat menggenggam tangan Marcel. Saya dan Kompasianer Thamrin Sonata, saling pandang.
Marcel adalah jurnalis, yang pernah aktif di salah satu media yang dikelola Arswendo. "Karena Pak Wendo, saya bisa punya rumah. Pak Wendo yang memperjuangkan permohonan saya," tutur ibu tersebut sesenggukan. Dari situ saya tahu, ia adalah Sules Ningrum. Dulu, ia bukan hanya mengelola dokumentasi, tapi juga menjalin hubungan kelembagaan, seperti dengan institusi Persatuan Wartawan Indonesia [PWI].
Bahkan, tutur Sules lagi, Pak Wendo kerap membantu kelancaran biaya sekolah anak-anak saya. Tiap kali saya pinjam uang ke kantor, Pak Wendo selalu memperjuangkan, agar pinjaman saya disetujui. Mendengar itu, kami bertiga tertunduk. Langsung terbayang Arswendo, yang nyaris selalu tertawa dan penuh humor, ternyata alangkah telaten ia mengayomi orang-orang di sekitarnya.
Kini, Arswendo sudah tutup usia. Ia sudah sampai di batas nafas. Tapi, kebaikannya masih terus dibicarakan, abadi dalam ingatan. Ini menjadi cermin bagi kita semua, untuk senantiasa berbuat baik. Tidak menunda-nunda perbuatan baik. Karena, seperti satu kalimat pendek di atas: induk dari kebaikan adalah perbuatan.
isson khairul --dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 23 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H