Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bersatu untuk Danau Toba, Bersama demi Pariwisata

28 Mei 2016   00:38 Diperbarui: 28 Mei 2016   00:53 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo di tepian Danau Toba pada Selasa (1/3/2016). Dalam kunjungan tersebut, Presiden meminta daerah-daerah di kawasan Danau Toba bersatu, untuk mengembangkan potensi pariwisata di sana. Dalam hal ini, mengembangkan potensi warga setempat sama pentingnya dengan mengembangkan kawasan Danau Toba. Foto: agus suparto/presidential palaces - dari tribunnews.com

Tujuh Bupati di kawasan Danau Toba, sepakat untuk mendukung penuh Badan Otorita Danau Toba. Gubernur Sumatera Utara pun demikian. Kesepakatan ini sesungguhnya sudah dirintis sejak 40 tahun lalu. Bagaimana merawat kesepakatan tersebut agar bermanfaat untuk orang banyak?

Inilah peluang bagi kita, khususnya warga yang berada di tujuh kabupaten di seputaran Danau Toba: Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Karo, Humbang Hasundutan, Samosir, Dairi, dan Tapanuli Utara. Apa yang ditunjukkan ketujuh bupati dan gubernur tersebut semakin meyakinkan kita bahwa kini memang era ekonomi berbagi, sharing economy. Keberadaan Danau Toba, yang panjangnya mencapai 100 kilometer dan lebarnya 30 kilometer tersebut, tidak akan memberi manfaat banyak kepada orang banyak, bila tiap kabupaten mengelolanya sendiri-sendiri. Salah satu penandanya adalah jumlah kunjungan wisatawan. Tahun 1991, misalnya, wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba mencapai 500 ribu wisatawan. Dari tahun ke tahun, jumlah kunjungan wisatawan tersebut turun drastis, menjadi sekitar 200 ribu wisatawan.

Danau Toba: Kerinduan, Kebersamaan

Dalam perspektif pariwisata, kunjungan yang menurun drastis tersebut, tentulah bukan masalah sepele. Apa penyebabnya? Pada Rabu (4/5/2016), diperkirakan lebih dari 1.200 ton ikan, mati mengapung di keramba, di perairan Danau Toba. Peristiwa semacam ini bukan yang pertama kali terjadi di sana. Ini menjadi salah satu penanda, bahwa dari tahun ke tahun, perairan Danau Toba makin lama makin kotor. Bahkan, ikan pun sulit bernafas. Ini salah satu penyebab turis enggan ke Danau Toba. Pertanyaannya, apa yang bisa dinikmati wisatawan di lingkungan danau yang kotor demikian? Bagaimana wisatawan bisa betah berlibur di kawasan danau yang kotor serta tidak terurus tersebut?

Pada Rabu (25/5/2016) malam itu, ditampilkan secara audio visual proses terciptanya Danau Toba dan pengaruhnya terhadap geografi dunia. Menurut Menko Rizal Ramli, peristiwa alam yang sangat dahsyat, yang menjadi awal terbentuknya Danau Toba, merupakan magnet penting untuk memikat wisatawan mancanegara berkunjung ke Danau Toba. Foto: isson khairul
Pada Rabu (25/5/2016) malam itu, ditampilkan secara audio visual proses terciptanya Danau Toba dan pengaruhnya terhadap geografi dunia. Menurut Menko Rizal Ramli, peristiwa alam yang sangat dahsyat, yang menjadi awal terbentuknya Danau Toba, merupakan magnet penting untuk memikat wisatawan mancanegara berkunjung ke Danau Toba. Foto: isson khairul
Buruknya kondisi Danau Toba kini menunjukkan kepada kita, bahwa warga yang berada di tujuh kabupaten sekitarnya, telah mengeksploitasi danau tersebut di luar batas kewajaran. Memang, ada segelintir orang yang diuntungkan. Sebaliknya, yang dirugikan jauh lebih banyak. Salah satu poin penting dari Badan Otorita Danau Toba adalah agar Danau Toba memberi manfaat lebih banyak kepada lebih banyak orang. Nampaknya, poin ini disadari oleh tujuh Bupati di kawasan Danau Toba tersebut, sebagai bagian dari upaya mereka untuk menyejahterakan warga kabupaten masing-masing.

Dengan kata lain, ketujuh Bupati tersebut, melalui Badan Otorita Danau Toba, mengelola Danau Toba secara bersama-sama, agar warga di kabupaten masing-masing meraih manfaat lebih banyak. Kebersamaan tersebut tercermin dalam Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba. Seluruh elemen Tanah Batak, hadir dalam acara yang diadakan di Auditorium BPPT, Jl. Thamrin 8, Jakarta Pusat, pada Rabu (25/5/2016). Sejumlah lagu dinyanyikan, yang sebagian besar merupakan ekspresi kerinduan akan keindahan Danau Toba di masa lalu. Juga, ekspresi spirit untuk merekat kebersamaan.

Sejumlah tokoh penting dari berbagai elemen Tanah Batak, hadir pada Rabu (25/5/2016) malam itu. Menko Rizal Ramli menyalami mereka. Tampak Akbar Tanjung (tengah), yang lahir di Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada 14 Agustus 1945. Akbar Tanjung adalah mantan Ketua Umum Partai Golkar. Kehadiran para tokoh tersebut, memperkuat dukungan terhadap Badan Otorita Danau Toba. Foto: isson khairul
Sejumlah tokoh penting dari berbagai elemen Tanah Batak, hadir pada Rabu (25/5/2016) malam itu. Menko Rizal Ramli menyalami mereka. Tampak Akbar Tanjung (tengah), yang lahir di Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada 14 Agustus 1945. Akbar Tanjung adalah mantan Ketua Umum Partai Golkar. Kehadiran para tokoh tersebut, memperkuat dukungan terhadap Badan Otorita Danau Toba. Foto: isson khairul
Sebagaimana dituturkan Otto Hasibuan, pada Rabu (25/5/2016) malam itu, Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba tersebut adalah untuk pertama kalinya seluruh elemen masyarakat Tanah Batak berkumpul di satu tempat. Ini, menurut Otto Hasibuan, selaku penasehat hukum Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, merupakan pertanda bahwa orang Batak khususnya dan warga Sumatera Utara umumnya, mendukung penuh pengelolaan Danau Toba melalui Badan Otorita Danau Toba. Ini sekaligus juga sebagai penanda bahwa kebersamaan telah tumbuh menjadi kekuatan, untuk menjadikan Danau Toba memberi manfaat lebih banyak kepada lebih banyak orang.

Danau Toba: Berkarya untuk Pariwisata

Rizal Ramli selaku Menko Maritim dan Sumber Daya, berterima kasih kepada Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, dan kepada tujuh Bupati di tujuh kabupaten di seputaran Danau Toba. Menurut Menko Rizal Ramli, keberadaan Badan Otorita Danau Toba adalah momentum bagi ketujuh Bupati tersebut untuk mempersiapkan warga dengan berbagai skill yang relevan dengan industri pariwisata. Bukan hanya untuk menjadi karyawan di hotel dan restoran yang kelak akan didirikan. Tapi, yang lebih penting adalah skill, yang mampu menggerakkan ekonomi rakyat.

Danau Toba adalah salah satu simbol sekaligus kekayaan Tapanuli, Tanah Batak. Wilayah Sumatera Utara tersebut, sudah sejak lama menjadi kajian para peneliti dunia. Salah satunya, buku ini, yang berisi tentang kehidupan politik keresidenan di Tapanuli, pada 1915-1940. Karya ilmiah tentang sejarah Tanah Batak ini awalnya adalah disertasi Dr. Lance Castles di Yale University, Amerika Serikat, tahun 1972, The Political Life of A Sumatran Residency: Tapanuli 1915-1940. Foto: isson khairul
Danau Toba adalah salah satu simbol sekaligus kekayaan Tapanuli, Tanah Batak. Wilayah Sumatera Utara tersebut, sudah sejak lama menjadi kajian para peneliti dunia. Salah satunya, buku ini, yang berisi tentang kehidupan politik keresidenan di Tapanuli, pada 1915-1940. Karya ilmiah tentang sejarah Tanah Batak ini awalnya adalah disertasi Dr. Lance Castles di Yale University, Amerika Serikat, tahun 1972, The Political Life of A Sumatran Residency: Tapanuli 1915-1940. Foto: isson khairul
Pada Rabu (25/5/2016) malam itu, Rizal Ramli memberi contoh tentang skill pembuatan cinderamata. Kita tahu, bagaimana warga Bali dan Yogyakarta, yang tinggal di pelosok desa, mampu menciptakan ratusan, bahkan ribuan jenis cinderamata yang khas Bali serta khas Yogyakarta. Industri kerajinan tangan, handy craft, di kedua destinasi wisata itu tumbuh pesat. Agar warga di tujuh kabupaten Tanah Batak tersebut memiliki skill yang demikian, tentulah perlu dilakukan berbagai pelatihan serta workshop. Hingga, mereka mampu menghasilkan cinderamata yang khas Tanah Batak, serta memiliki daya jual, untuk mendukung pariwisata.

Yang juga dicontohkan oleh Rizal Ramli pada Rabu (25/5/2016) malam itu, adalah sektor kuliner. Tujuh Bupati di tujuh kabupaten di seputaran Danau Toba sudah seharusnya mengadakan berbagai pelatihan serta workshop agar warga setempat memiliki skill untuk menciptakan berbagai jenis kuliner yang relevan dengan wisatawan. Dalam hal ini, Bandung layak untuk dijadikan contoh. Kreativitas warga Bandung khususnya dan warga Jawa Barat umumnya, dalam menciptakan berbagai jenis kuliner, sudah teruji. Nyaris, hampir semua kuliner yang terkait dengan Bandung, diburu wisatawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun