Menurut Swastika Nohara, jalan-jalan ke berbagai destinasi wisata, bisa dilakukan oleh tiap orang. Pilih yang dekat-dekat saja dulu, sesuai dengan ketersediaan waktu dan biaya. ”Melalui internet, kita bisa mendapatkan banyak informasi. Ini penting, sebelum memulai perjalanan. Dengan informasi yang memadai, kita bisa merencanakan perjalanan, sesuai dengan yang kita inginkan,” begitu saran Swastika Nohara, untuk mereka yang berniat bepergian. Kita tahu, ada begitu banyak tulisan perjalanan yang sudah ditulis dan kita bisa mengaksesnya melalui internet.
Ketika membaca tulisan perjalanan di dunia maya, perhatikan, kapan perjalanan tersebut dilakukan dan kapan tulisan itu diposting. Ini supaya kita bisa memprediksi, khususnya mengenai informasi harga-harga yang disebutkan dalam tulisan tersebut. Akan lebih baik bila kita membaca beberapa tulisan tentang suatu destinasi, dari beberapa penulis yang berbeda. Informasi di tiap tulisan tersebut, bisa kita cross check, kita singkronkan. Tujuannya, agar kita mendapatkan informasi, yang tingkat keakuratannya memadai.
Pada KompasianaTV Edisi Spesial ini, yang tampil bukan hanya Swastika Nohara dan Feliciano Haryanto. Tapi, juga hadir tiga Kompasianer: Seneng Utami, Rizky Febriana, dan Raiyani Muharrahmah. Ketiga penulis di Kompasiana tersebut juga bertanya-jawab secara langsung dengan kedua nara sumber. Inilah yang membedakan KompasianaTV Edisi Spesial dengan hangout secara online. ”Kita bisa interaktif dengan nara sumber. Dengan tatap muka ini, rasanya kita benar-benar terlibat secara fisik dan emosi,” ujar Raiyani Muharrahmah, dengan penuh suka-cita.
Cindy Sistyarani (kiri) sedang beraksi dengan perangkat audio-video, meliput salah satu aktivitas di Frankfurt Book Fair (FBF), yaitu bercerita sambil bermain tali. Bahkan, Cindy Sistyarani juga tergoda untuk belajar menggunakan tali sebagai media bercerita. Gambar kanan adalah sebagian rempah-rempah hasil bumi Indonesia, yang dipamerkan di ajang Frankfurt Book Fair 2015, pada 13-18 Oktober 2015. Foto: @CindySistyarani dan kompas.com
Dengan Rempah Memikat Turis
Selama satu jam di KompasianaTV Edisi Spesial, yang live dan disiarkan langsung KompasTV dari Citywalk Sudirman, pada Jumat (20/11/2015), Cindy Sistyarani bersama Swastika Nohara dan Feliciano Haryanto, berbincang tentang kekayaan serta keragaman destinasi wisata tanah air. Kunjungan turis mancanegara, terus meningkat. Menurut catatan Kementerian Pariwisata[3], pada periode Januari sampai dengan Agustus 2015, tingkat kunjungan wisatawan asing berhasil menembus angka 6,3 juta wisatawan mancanegara. Hasil penelusuran dengan keyword Indonesia pada Sabtu (21/11/2015) di Google, mencapai 1,760,000,000 results. Sementara, untuk keyword Singapore, hanya 934,000,000 results.
Namun, semua itu belum cukup untuk membuat Indonesia yang luas ini, dikenal secara luas oleh warga dunia. Presiden Frankfurt Book Fair (FBF), Juergen Boos[4], saat bertemu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, di Jakarta, menyatakan, Indonesia dengan populasi sekitar 250 juta penduduk, menjadi salah satu negara terbesar di dunia, namun nama Indonesia belum terlalu dikenal di dunia internasional. Cindy Sistyarani, yang datang ke Jerman meliput Frankfurt Book Fair 2015 untuk KompasTV, memang menemukan realitas bahwa Indonesia belum dikenal publik di sana.
Di sela shooting KompasianaTV Edisi Spesial tentang pariwisata Indonesia tersebut, Cindy Sistyarani bercerita bahwa orang-orang asing yang berkunjung ke Paviliun Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015, terkesima menyaksikan rempah-rempah berupa cengkeh, kayu manis, pala, beras, merica hitam, biji kopi, dan puluhan jenis rempah lainnya yang dipamerkan di sana. Rempah-rempah Indonesia tersebut dihadirkan dalam wadah kayu berbentuk lesung. “Orang-orang Eropa itu menyesal, kenapa baru sekarang tahu tentang Indonesia,” ujar Cindy Sistyarani.
Oh, ya, tahun 2015 ini, Indonesia dipercaya sebagai Tamu Kehormatan alias Guest of Honour di Frankfurt Book Fair (FBF). Dalam kesempatan itu, Indonesia tampil dengan tema 17.000 Islands of Imagination. Di sanalah dipamerkan keragaman Indonesia, salah satunya sebagai Pulau Rempah atau Island of Spice atau Insel der Gewurze. Dari apa yang dikemukakan Cindy Sistyarani tersebut, kita tahu, masih banyak hal yang patut kita kerjakan untuk memperkenalkan Indonesia kepada warga dunia. Salah satunya, terus berkabar tentang suka-cita mengenai destinasi wisata. Baik lewat facebook, twitter, instagram, youtube, dan laman Kompasiana, tentunya.
Jakarta, 23 November 2015