Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Ide Bisnis dan Peluang Bisnis vs Cari Investor dan Cari Partner

21 September 2015   08:25 Diperbarui: 22 September 2015   01:16 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Kopdar Bebas Berbagi tersebut, Yukka Harlanda tentu tidak hadir sendirian. Di Kopitiam Tan hari itu, ada lima orang muda dari generasi internet, yang memaparkan ide dan konsep bisnis mereka. Usia mereka rata-rata setara dengan usia Yukka Harlanda dan Putera Dwi Karunia, saat menemukan ide bisnis serta menjajal bisnis sepatu, semasa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka adalah Anggia Rahendra, Fitri Kumala, Alicia Van Akker, Ignatius Leonardo, dan Rinda Gusvita. Mereka tampil meyakinkan, mempresentasikan ide dan konsep bisnis masing-masing.

Kelima anak muda generasi internet tersebut adalah finalis dari rangkaian kelas online Bebas Berbagi, yang men-support kalangan muda mengembangkan passion[5] menjadi bisnis. Bebas Berbagi adalah kelanjutan dari aktivitas Bebaskan Langkah dan Passionpreneur Workshop dari FWD Life. Program ini berlangsung sejak April–Mei 2015 lalu. Lebih dari 3.500 ide dan konsep bisnis, dikirimkan anak negeri, dari berbagai penjuru tanah air. Menurut Paul Setio Kartono, CFO FWD Life, yang menjadi keynote speech di Kopdar Bebas Berbagi hari itu, lebih dari separuh dari ide bisnis yang masuk, adalah ide-ide cemerlang yang layak untuk diwujudkan.

Dengan kata lain, kelima finalis tersebut di atas, adalah mereka yang memiliki ide dan konsep bisnis paling cemerlang dibanding yang lain. Mereka adalah Passionate People, dengan nilai terbaik dan ide bisnis yang menarik pada Bebas Berbagi. Ide bisnis serta presentasi mereka, sungguh mengesankan. Lebih mengesankan lagi, karena mereka secara usia masih muda, bahkan masih duduk di bangku kuliah, tapi sudah memiliki jangkauan pemikiran yang jauh ke depan. Para blogger, komunitas, jurnalis warga Kompasiana, juga sejumlah awak media dan investor, yang menghadiri presentasi ide bisnis tersebut, berdecak kagum atas gagasan mereka.

Perubahan cepat, sebagaimana dirumuskan Rhenald Kasali dalam 3S: sudden shift, speed, dan surprise, sangat terasa pada sejumlah ide bisnis tersebut. Dalam artikelnya, Hati-hati "Sudden Shift", Fenomena Perubahan Abad Ke-21, yang dilansir kompas.com, pada Senin l 24 Agustus 2015 | 05:41 WIB, Rhenald Kasali menegaskan, jangan lagi mengatakan jumlah wirausaha kita masih di bawah 1 persen. Mereka yang sudah terlibat dalam sektor informal saja, sudah 60 juta orang. Nah, ditambah dengan terus tumbuhnya wirausaha dari generasi internet, tentu jumlah wirausaha kita saat ini, lebih dari itu. Mereka memiliki daya disruptive innovation[6], yang bisa menggerus para pelaku usaha konvensional.

Speaker, dari kiri ke kanan: Reza Herlambang (moderator), Dedy Dahlan (Founder Passionpreneur Academy), Adelliya (Pemenang tahun 2012), Indra, Yukka Harlanda (CEO Brodo), dan Paul Setio Kartono (CFO FWD Life). Mereka berbagi pengalaman tentang proses menemukan ide dan konsep bisnis, serta strategi mewujudkan bisnis. Kombinasi keberanian untuk terjun ke dunia bisnis serta passion tiap pribadi, adalah fondasi yang kuat untuk menjalankan aktivitas bisnis. Foto: fwd.co.id

Ide Bisnis Plus Partner Bisnis

Yukka Harlanda, sejak menemukan ide bisnisnya, juga sekaligus menemukan partner bisnisnya, Putera Dwi Karunia, yang merupakan rekan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam konteks bisnis, sebagaimana diungkapkan Dedy Dahlan, Founder Passionpreneur Academy, di Kopdar Bebas Berbagi tersebut, yang dimaksud dengan partner bisnis, cukup luas cakupannya. Karyawan, rekan kerja, pemasok bahan baku, pemodal alias investor, juga pengrajin yang memproduksi sepatu untuk Yukka Harlanda, misalnya, sesungguhnya adalah partner bisnis.

Artinya, dalam sebuah mata-rantai aktivitas bisnis, dari hulu ke hilir, ada begitu banyak partner dari sebuah bisnis. Maka dari itu, Dedy Dahlan menegaskan, tidak ada bisnis yang berjalan sendiri. Bisnis pasti membutuhkan partner, sekecil apa pun skala bisnis tersebut. Membangun relasi dengan partner serta menjaga relasi dengan partner, adalah komponen penting bagi keberlanjutan sebuah aktivitas bisnis. Dengan kata lain, bisnis adalah kebersamaan, di mana masing-masing pihak yang terkait, meraih capaian yang sepadan.

Dalam konteks ide bisnis dan investor, Dedy Dahlan bercerita bahwa investor tidak serta-merta tergiur melihat presentasi ide bisnis yang menampilkan potensi keuntungan besar. Kenapa? Karena, investor sangat menyadari, tidak ada bisnis yang menggelembung besar dengan tiba-tiba. Maka dari itu, investor akan mencermati karakter sang pemilik ide bisnis, yang akan menjalankan bisnis tersebut. Seberapa kuat karakternya dan seberapa besar kapasitas skill-nya, terkait ide bisnis yang dipresentasikan.

Sampai di sini, kita melihat, betapa pentingnya passion dalam sebuah ide bisnis. Dari presentasi ide dan konsep bisnis kelima finalis di atas, nampak jelas bahwa mereka telah menjadi bagian dari ide bisnis yang mereka paparkan. Pada Alicia Van Akker yang menjadi Pemenang I, misalnya, ia sendiri adalah seorang master of ceremonies (MC), yang sudah cukup lama aktif sebagai pembawa acara. Dengan demikian, Alicia Van Akker sudah memahami lika-liku dunia MC, juga sudah mengenal dengan baik kebutuhan penyelenggara event, yang membutuhkan jasa MC. Ide bisnisnya tentang Rumah MC, dengan sendirinya telah mencerminkan passion yang bersangkutan.

Jakarta, 21 September 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun