Empat petinggi BII: Gusnawan Tjan, Hevi Angweita, Lani Darmawan, dan Stefanus Willy Sukianto (dari kiri ke kanan) kompak menggelorakan spirit bersama, saat peluncuran BII Maybank2u pada Senin (14/9/2015). Integrasi yang tinggi antar para petinggi BII tersebut, sekaligus mencerminkan bagian dari model integrasi di lingkaran dalam BII, untuk mengedepankan misi humanising financial services. Foto: isson khairul dan kompasiana.com Â
Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)
Hanya butuh satu menit, untuk mentransfer dana ke rekening tujuan di bank lain. Hanya dengan mengangkat smartphone, kita tahu, resto apa yang terdekat, yang memberikan diskon paling tinggi. Itulah sebagian dari beragam kemudahan, yang diberikan BII Maybank2u.
Gusnawan Tjan menunjukkan sejumlah kemudahan BII Maybank2u tersebut pada Senin (14/9/2015), sembari menggenggam smartphone-nya serta memainkan ujung jarinya. Santai, simple, dan friendly. Sebagai Head of Business Planning & Performance Management Bank Internasional Indonesia (BII), Gusnawan Tjan nampaknya sangat paham, apa yang dibutuhkan generasi smartphone di era digital kini. Dengan kata lain, kehadiran aplikasi m-banking BII Maybank2u dalam platform Android dan iOS (Apple), menunjukkan bahwa BII bukan hanya menjawab kebutuhan, tapi sekaligus telah menjangkau ekspektasi para generasi smartphone.
Maybank2u dengan Multiple Security
Setidaknya, ada dua realitas yang relevan dengan kehadiran BII Maybank2u ini. Pertama, apa yang dikemukakan Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional, Sigit Pramono. "Ke depan, perbankan digital menjadi tumpuan, karena akan sangat mahal bagi bank untuk membuka cabang atau menambah mesin ATM dengan jumlah besar, mengikuti kebutuhan nasabah," kata Sigit Pramono, pada Kamis (3/9/2015), di Jakarta, dalam konferensi pers menjelang Indonesia Banking Expo 2015[1].
Pada Senin (14/9/2015) tersebut, Hansal Savla, Senior Director Taylor Nelson Sofres (TNS) Global Market Research, mengungkapkan, bahwa penetrasi internet di Indonesia saat ini, sudah mencapai 37 persen dari total penduduk. Dan, transaksi m-banking sekitar 11 persen dari total aktivitas perbankan. Kedua, mengacu kepada pernyataan Donny Budi Utoyo[2], Direktur Eksekutif Information and Communication Technology Watch, pada Selasa (15/9/2015). Katanya, pengguna internet di Indonesia kini, lebih dari 85 juta orang dan kejahatan dunia maya yang menimpa nasabah pengguna layanan perbankan internet, kian mengkhawatirkan.
Artinya, peluang m-banking untuk tumbuh, sangat besar. Bersamaan dengan itu, tantangan sistem keamanan transaksi m-banking, juga tidak kalah besarnya. Inilah yang diakomodasi dengan cerdas oleh BII Maybank2u, dengan menciptakan, antara lain, mekanisme multiple security. BII Maybank2u menggunakan Transaction Authorization Code (TAC), yang merupakan pengaman transaksi finansial berupa kode konfirmasi. Kode tersebut selalu berganti setiap transaksi dan dikirim melalui Short Message Service (SMS) ke nomor ponsel nasabah.
Tidak hanya sampai di situ. Aplikasi BII Maybank2u juga didukung oleh keamanan berlapis, yang dilengkapi fitur security image dan security phrase. Semua itu diwujudkan BII, demi keamanan serta kenyamanan nasabah bertransaksi. Sebagai catatan, BII diakuisisi Malayan Banking Berhad (Maybank), Malaysia, pada tahun 2008[3]. Per 30 Juni 2015[4], dana pihak ketiga BII tercatat sebesar Rp 107,1 triliun. Adapun aset tercatat sebesar Rp 149,8 triliun. Dengan kapasitas yang demikian, tentulah sangat leluasa BII menyikapi peluang dan tantangan tersebut, secara strategis.
Maybank2u Sebagai Lifestyle