Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pendidikan Perikanan-Kelautan di Tengah Gelora Spirit Maritim, Berkaca dari Bulukumba

7 Juli 2015   04:54 Diperbarui: 7 Juli 2015   04:54 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peserta didik kelas XII Program Studi Nautika Kapal Penangkap Ikan di SMK Negeri 3 Bulukumba, Sulawesi Selatan, mengikuti ujian menentukan daerah tangkapan ikan. Menentukan daerah tangkapan ikan dan menggunakan alat navigasi, merupakan dua kompetensi keahlian yang harus dimiliki siswa di jurusan ini. Sementara, siswa dari program studi Agribisnis Perikanan, membudidayakan ikan bandeng dan rumput laut. Hasilnya dinikmati bersama masyarakat setempat. Foto: print.kompas.com  

Oleh: isson khairul (id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1/ - dailyquest.data@gmail.com)

SMK Negeri 3 Bulukumba ini membeli benih ikan bandeng dari masyarakat, dengan harga Rp 80 per ekor. Mereka merawatnya dengan seksama. Tiga minggu kemudian, setelah nener bandeng itu tumbuh hingga 5-6 sentimeter, sekolah menjualnya Rp 110 per ekor.

Sekolah kejuruan ini berada di Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan[1]. Apa yang telah mereka lakukan, menunjukkan kepada kita, bagaimana proses edukasi di sekolah menengah bisa berjalan secara paralel, dengan upaya menyemaikan jiwa wirausaha. Para siswa belajar, bagaimana teknik merawat benih ikan bandeng, agar tumbuh dengan cepat serta rendah tingkat kematiannya. Para siswa juga belajar, bagaimana menggerakkan ekonomi masyarakat, dengan membeli nener bandeng, kemudian menjualnya kembali, setelah nener menjadi ukuran layak bibit, dengan harga jual yang lebih rendah dari harga bibit bandeng di pasaran.

SDM Perikanan dan Kelautan

SMK Negeri 3 Bulukumba adalah salah satu dari 9 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di kabupaten tersebut. Sebagai SMK perikanan dan kelautan, SMK Negeri 3 tersebut merupakan salah satu dari sekitar 900 SMK perikanan dan kelautan di tanah air, yang menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung Pembangunan Kemaritiman di Indonesia. Sekolah tersebut bukan hanya berkutat pada teknis perikanan dan kelautan, tapi sejak dini sudah menanamkan jiwa kewirausahaan dan keberpihakan pada masyarakat.

Dari proses edukasi yang demikian, tentu banyak pihak yang berharap, dari sana akan lahir SDM perikanan dan kelautan yang unggul. Menteri Koordinator Kemaritiman (Menko Maritim), Indroyono Soesilo, dalam orasi ilmiahnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Pembangunan Kemaritiman Indonesia, pada Jumat (03/07/2015) di Institut Teknologi Bandung (ITB)[2], menekankan aspek SDM perikanan dan kelautan tersebut. “Sumber Daya Manusia Indonesia yang andal amat dibutuhkan dalam pembangunan kemaritiman kita secara keseluruhan, baik di masa kini maupun untuk masa depan,” ujar Prof. Dr. Ir. D. Indroyono Soesilo, M.Sc. dalam sidang terbuka itu.

Kesadaran akan kebutuhan SDM perikanan dan kelautan yang berkualitas, dirintis Menko Maritim Indroyono Soesilo dengan membuat kesepakatan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan[3]. Kesepakatan itu diungkapkan ke publik di Jakarta pada Minggu, (1/3/2015). Inti kesepakatan itu, SMK Perikanan dan Kelautan, yang memiliki program studi, antara lain, Nautika Kapal Penangkap Ikan, Teknika Kapal Penangkap Ikan, Nautika Kapal Niaga, Teknika Kapal Niaga, Agribisnis Perikanan, dan Agribisnis Rumput Laut segera ditingkatkan kemampuannya, hingga memiliki kemampuan yang memenuhi standar sertifikasi International Maritime Organization (IMO).

Sebuah kesepakatan yang penuh harapan. Bukan hanya itu. Menko Kemaritiman dan Mendikbud juga sepakat untuk menetapkan 10 SMK Perikanan dan Kelautan Unggulan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Maluku, Tual, dan Sulawesi Utara sebagai SMK Percontohan. Dengan demikian, dari sekitar 900 SMK perikanan dan kelautan di tanah air, ada acuan dalam konteks peningkatan program edukasi.

Perahu Phinisi terbuat dari kayu, memiliki 2 tiang layar utama dan 7 helai layar lainnya. Tugu Bundaran Phinisi ini berada di jantung Kota Bulukumba, Jl. Jenderal Sudirman, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Tugu ini melambangkan bahwa sebagian besar masyarakat yang bermukim di wilayah ini adalah pelaut, dengan mengandalkan laut dan hasil laut sebagai salah satu sumber utama kehidupan. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba sekitar 1.154 kilometer per segi, yang berjarak 253 kilometer dari pusat Kota Makassar. Foto: kabupatenbulukumba.blogspot.com

Edukasi yang Menginspirasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun