[caption id="attachment_345355" align="aligncenter" width="420" caption="Di DKI Jakarta, setidaknya ada 2.000-an lebih minimarket per Selasa (6/1/2015). Di berbagai kota, minimarket juga menjamur. Di tiap minimarket, rokok ditata dengan apik, juga disertai iklan yang menarik. Mini market adalah salah satu tempat favorit anak muda untuk nongkrong dan ngumpul bareng. Foto: lawangsewupos.com"]
Stop Reklame Mesum
Sebenarnya, iklan yang dinilai tak senonoh oleh Perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perlindungan Anak dari Zat Adiktif itu sudah menuai protes dari berbagai kalangan masyarakat, sejak beberapa hari sebelumnya. Di dunia maya, misalnya, sebagaimana ditayangkan situs change.org, pada Senin (5/1/2015), muncul petisi berjudul Stop Reklame Mesum pada Iklan Rokok A Mild. Petisi tersebut ditujukan kepada Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Judhariksawan, PT. HM Sampoerna Tbk, dan Menkominfo, Rudiantara.
Sejak ditayangkan, hingga Selasa (6/1/2015) pukul 16.00 WIB, petisi tersebut sudah berhasil menggalang lima ribu dukungan dari publik. Menurut petisi, iklan tersebut memberikan pesan negatif kepada masyarakat, khususnya para pemuda dan pemudi. Sebagai perusahaan publik, PT HM Sampoerna Tbk tentu saja sangat mempertimbangkan reaksi publik. Karena, ada kemungkinan, isu reklame mesum ini, bila tak dikendalikan dengan cermat, berimbas pada nilai saham perusahaan yang bersangkutan.
Dengan cepat, HM Sampoerna merespon reaksi dari masyarakat, dengan memutuskan untuk menurunkan seluruh iklan A Mild yang sebelumnya terpampang di reklame. “Kami berterima kasih atas apa yang disampaikan masyarakat. Mulai hari ini, kami akan hentikan iklan dan turunkan reklame yang sudah terpasang,” ujar Head of Regulatory Affairs PT HM Sampoerna Tbk, Elvira Lianita, Selasa (6/1/2015).
Sikap yang ditempuh PT HM Sampoerna Tbk dalam menanggapi reaksi masyarakat, bukan saja segera menghentikan isu yang berkembang, tapi sekaligus juga menunjukkan reputasinya sebagai sebuah perusahaan besar yang handal mengelola komunikasi publik. Bagaimanapun juga, iklan diciptakan untuk menarik perhatian publik. Poin ini sudah diraih HM Sampoerna dengan sukses. Bahwa masyarakat tak setuju dengan message yang dikemas, itu adalah masukan positif bagi perusahaan dalam memahami perilaku masyarakat.
Malam Balas Dendam
Sebagai iklan, Mula Mula Malu-Malu, Lama Lama Mau ini memang lengkap dengan elemen anak muda, secara visual maupun tagline-nya. Rokok A Mild, sejak awal, memang fokus menyasar anak muda. Karena itulah, rokok ini kerap mensponsori berbagai aktivitas kalangan muda, mulai dari fashion, musik, hingga olahraga. Atmosfir kebebasan anak muda, yang lugas dan spontan, adalah konsekuensi logis bagi HM Sampoerna, bila ketemu sandungan.
Dan, ini bukan sandungan yang pertama bagi HM Sampoerna. Pada September 2007, perusahaan rokok ini mendapat protes keras, justru di Surabaya, Jawa Timur, kota yang menjadi basis perusahaan tersebut. Protes itu pertama kali muncul dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya. Yang diprotes adalah kalimat dalam iklan rokok A Mild di billboard yang terpampang di Jembatan Mayangkara, Jalan Basuki Rahmat, Surabaya.