aku terus mencari
di mana aku di peta negeri ini
sampai usai nafasku, aku masih entah di mana
sementara nyanyian maju tak gentar
tiada henti kudengar
tak henti pula digelorakan
suamiku belum lepas dari pacul, anakku juga masih manggul pacul, menantuku mengais di selokan, cucuku pun seringkali tergelincir ke dalam selokan
berjenis-jenis kartu diterbitkan, tak pernah sampai ke tanganku, tak kutahu wujudnya, tak kupaham gunanya, tapi selalu kudengar ceritanya dari para bakul jamu
bertahun aku bangun lebih subuh dari para guru
berburu waktu lebih pagi dengan anak sekolahan
dengan mereka berbawahan coklat
sampai dengan mereka yang mengapit amplop coklat
meski tak kutahu sampai kapan perburuan ini
kini aku lebih banyak termangu
angkutan diperbagus untuk mereka yang berpakaian bagus
aku kini dicegat
aku dinilai tak layak bercampur dengan mereka
tak ada tempat untuk orang seperti aku
tak ada
beribu orang pintar diwisuda di kampus-kampus
beragam inovasi mereka ciptakan
aturan tiap hari diperbarui
tapi tetap tak ada tempat untukku
aku selalu dianggap tak layak
aku terus mencari
di mana aku di peta negeri ini
isson khairul –dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 5 Juni 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H